Hari ini hatiku terluka untuk yang kesekian kalinya. Luka itu masih berasal dari orang yang kusayang. Kalian tau, entah susah berapa kali kutanya pada Tuhan, mengapa orang-orang yang kusayang, justru mereka lah yang paling sering membuatku terluka. Tapi sampai saat ini, aku belum mendapatkan jawabannya. Yang kudapat hanya luka.. dan lagi-lagi luka.
Sudah sesak dada ini menahan airmata yang mendesak ingin segara mengalir. Sayangnya, saat luka itu hadir, aku sedang berada diantara orang-orang yang tidak terlalu mengenalku. Kesibukan membuatku benar-benar harus berjuang menahan airmata ini. Dan ketika akhirnya aku berada di peron, menunggu kereta yang akan membawaku kembali ke rumah, aku malah disambut dengan tangis oleh emak. Kalian masih ingat emak kan??
Dengan bahasa sunda yang hanya sedikit kumengerti, ditambah airmata plus gerakan-gerakan tangannya, akhirnya aku tau bahwa emak menangis karena sejak mulai berdagang jam 4 sore tadi, sampai setengah delapan ini, dia hanya berhasil menjual 4 buah lepet. Itu berarti, dia hanya mendapat uang 2 ribu rupiah saja. Dan emak berharap aku bisa membeli sebagian dagangannya itu. Membeli semuanya jelas tidak mungkin bagiku. Bukan hanya karna jenis dan jumlahnya yang cukup banyak, tapi juga karna uangku tidak cukup. Hari ini ada beberapa pengeluaran dadakan yang cukup menguras isi dompetku. Akhirnya aku mengambil 8 buah lepet dan melebihkan pembayaranku ke emak. Jumlahnya memang masih jauh dari jumlah yang harusnya dia terima jika seluruh dagangannya habis terjual, tapi paling tidak, yang aku berikan akan cukup untuk membeli beberapa liter beras.
Kau tau, hatiku masih perih akibat luka sore tadi, dadaku masih sesak menahan airmata, tapi aku tau, bahwa aku masih berguna untuk orang lain. Bahwa masih ada orang yang mengharap dan bisa terbbahagiakan (walau mungkin hanya sebentar) oleh keberadaanku. Walaupun emak tidak pernah mengatakan bahwa dia sayang padaku, bahwa dia membutuhkanku, atau dia akan selalu ada untukku, tapi airmatanya yang tertumpah ketika melihatku, membuatku merasa bahwa dia sudah mengatakan semua hal itu tadi.
Emak, terima kasih banyak.
Orang-orang yang mungkin melihat adegan kita diperon tadi, bagi mereka akulah penolong emak. Tapi sesungguhnya emaklah yang sudah menolongku.
Terima kasih mak. Semoga GUSTI ALLAH, selalu mengasihi emak.
Sudah sesak dada ini menahan airmata yang mendesak ingin segara mengalir. Sayangnya, saat luka itu hadir, aku sedang berada diantara orang-orang yang tidak terlalu mengenalku. Kesibukan membuatku benar-benar harus berjuang menahan airmata ini. Dan ketika akhirnya aku berada di peron, menunggu kereta yang akan membawaku kembali ke rumah, aku malah disambut dengan tangis oleh emak. Kalian masih ingat emak kan??
Dengan bahasa sunda yang hanya sedikit kumengerti, ditambah airmata plus gerakan-gerakan tangannya, akhirnya aku tau bahwa emak menangis karena sejak mulai berdagang jam 4 sore tadi, sampai setengah delapan ini, dia hanya berhasil menjual 4 buah lepet. Itu berarti, dia hanya mendapat uang 2 ribu rupiah saja. Dan emak berharap aku bisa membeli sebagian dagangannya itu. Membeli semuanya jelas tidak mungkin bagiku. Bukan hanya karna jenis dan jumlahnya yang cukup banyak, tapi juga karna uangku tidak cukup. Hari ini ada beberapa pengeluaran dadakan yang cukup menguras isi dompetku. Akhirnya aku mengambil 8 buah lepet dan melebihkan pembayaranku ke emak. Jumlahnya memang masih jauh dari jumlah yang harusnya dia terima jika seluruh dagangannya habis terjual, tapi paling tidak, yang aku berikan akan cukup untuk membeli beberapa liter beras.
Kau tau, hatiku masih perih akibat luka sore tadi, dadaku masih sesak menahan airmata, tapi aku tau, bahwa aku masih berguna untuk orang lain. Bahwa masih ada orang yang mengharap dan bisa terbbahagiakan (walau mungkin hanya sebentar) oleh keberadaanku. Walaupun emak tidak pernah mengatakan bahwa dia sayang padaku, bahwa dia membutuhkanku, atau dia akan selalu ada untukku, tapi airmatanya yang tertumpah ketika melihatku, membuatku merasa bahwa dia sudah mengatakan semua hal itu tadi.
Emak, terima kasih banyak.
Orang-orang yang mungkin melihat adegan kita diperon tadi, bagi mereka akulah penolong emak. Tapi sesungguhnya emaklah yang sudah menolongku.
Terima kasih mak. Semoga GUSTI ALLAH, selalu mengasihi emak.