28 Nov 2006

Namaku, Identitasku

Apalah arti sebuah nama

Itu kata ‘om Shakespeare’. Tapi coba aja bilang gitu sama orang tua dari Indonesia. Atau bahkan orangtua dari benua Asia, kemungkinan besar sih akan didemo. Gimana engga, bagi para orangtua, nama itu bagian dari doa dan pengharapan atas anak-anaknya. Ga mungkin kan mereka pilih nama sembarangan. Pasti dah melewati serangkaian ‘fit & proper test’ bahkan perdebatan sering antara calon orang tua yang terkadang bahkan melibatkan keluarga besar (ya nenek, kakek, om, tante, pokoknya ramai deh). Tiap kata yang diberikan pasti punya makna khusus. Entah itu diambil dari Kitab Suci, entah itu dari bahasa asing, atau bentuk penghormatan pada seseorang (dengan mengabadikan nama orang tersebut pada anaknya). Intinya sih selalu ada makna yang sangat berarti. Pun ketika nama itu dianggap aneh, ‘kampungan’ baik oleh oranglain maupun oleh si anak sendiri nantinya. Atau mungkin, harapan yang ada pada namaya, tidak terwujud dalam keadaan nyata.

Nama juga merupakan identitas diri bagi siapapun yang menyandangnya. Seringkali kita dapat dengan mudah mengenali asal atau agama seseorang dari namanya. Tak jarang, kita dapat mengenali kedudukan orang dari namanya.

Tulisan ini terinspirasi dari 2 hal yang belum lama terjadi padaku. Pertama adalah cerita salah seorang teman dimilis yang menceritakan tentang anaknya yang bernama ‘Aisyah’. Aisyah kecil bertanya kenapa namanya tak ‘seindah’ nama teman-temannya. Temanku ini memutuskan untuk menceritakan siapa ‘Aisyah’ ini. Bahwa ia adalah salah satu pendamping Baginda Rasul yang memiliki banyak keistimewaan. Tak cukup dengan cerita, temanku ini membelikan buku-buku cerita yang menjelaskan siapa Aisyah ini. Akhirnya sang anak bisa mengerti dan merasa senang dengan namanya.

Yang kedua adalah isi dari buku yang baru selesai kubaca. Buku itu karangan seorang penulis India yang bercerita tentang sebuah kluarga Imigran. Dimana salah satu anak dari kluarga tersebut tidak suka dengan nama pemberian orang tuanya. Ia mengalami ‘krisis identitas’ karna nama pemberian ayahnya tidak mewakili daerah asalnya (India) dan tidak juga mewakili Negara tempat ia lahir dan besar (amerika). Ayahnya menamainya dari salah satu pengarang favoritnya yang berasal dari Rusia, GOGOL. Tapi nama GOGOL itu tidak hanya sekedar bentuk kecintaan sang ayah pada pengarang itu. Ada kisah lain didalamnya. Bahwa sang ayah disuatu ketika dulu, merasa diselamatkan oleh salah satu buku karangan GOGOL. Belum sempat sang ayah menceritakan ihwal namanya, sang anak keburu berganti nama.

Entah kenapa fenomena anak ini menarik perhatianku. Bagimana sebuah nama bisa menjadi sumber kebahagiaan juga ketidakbahagiaan. Tergantung dari mana kita melihatnya dan bagaimana kita melihatnya dan tentunya, siapa yang melihatnya. Bukan berarti aku memiliki masalah dengan namaku loh ya. Alhamdulillah aku tidak pernah memiliki masalah dengan nama ini. Everything is ok.

AMANDA. Itulah salah satu kata dari 3 kata yang dirangkai menjadi nama panjangku yang merupakan nama panggilanku. Kata bunda, nama itu diambil dari karakter film jaman dulu. Karna anak yang beenama Amanda dalam film itu berkarakter kuat, pemberani dan selalu riang. Pernah juga sih, iseng cari artinya di buku kumpulan nama anak (waktu itu aku lagi main ke toko buku). Katanya sih Amanda itu berarti Cantik. Ada arti lainnya juga lho!! Artinya--- Yang patut dicintai. Tapi yang paling membahagiakan adalah singkatan AMANDA yang dipilih orang tuaku.

AMANDA, Bagi mereka berarti Amanah Dari Allah. Bagus kan artinya. Perkara apakah pada kenyataannya ada yang tidak sesuai dengan harapan itu, aku rasa akan menjadi nomor sekian. Yang terpenting niat awalnya adalah baik. Sekarang adalah bagaimana menjaga niat dan mengaplikasikannya dalam tindakan nyata.

Bukankah begitu??

24 Nov 2006

Good Luck Bro'

Inget 2 orang ‘abang’ yang aku ceritakan beberapa bulan yang lalu??? Yup.. tht’s right… my dynamic duo. Tau ga sih, aku akan kehilangan keduanya. Well sebenarnya aku dah kehilangan satu diantara mereka karna dia diterima CPNS di salah satu Departemen.

Nah per satu desember (bulan depan) abangku yang satu akan menyusul. Disatu sisi aku seneeeng banget mereka dapet kesempatan lain yang lebih baik. I mean, siapa sih yang ga menginginkan peningkatan dalam hidupnya (yang salah satunya melalui pekerjaan). Disisi lain, aku sedih juga soalnya akan kehilangan temen berbagi dan berdebat. Terlebih lagi, dibanding dengan yang lain, aku lebih banyak menghabiskan waktu bekerja dengan mereka. Selama ± 2 tahun ini, mereka berdua itu temen cerita, temen berantem, temen berdebat juga. Mereka yang mengajarkan bahwa salah paham dikerjaan harus tetap berada dalam koridor pekerjaan, tidak sampai ke hubungan pribadi as a friend.

Kebayang kan sedihnya aku.. but then again aku pernah baca klo akan ada banyak orang yang datang dan pergi dikehidupan kita as human being. Mereka datang untuk mengajarkan kita sesuatu. Untuk memberi pelajaran dan pencerahan. Rasa suka dan duka yang kita alami bersama mereka akan memperkaya pengalaman hidup kita. Akan menambah warna dalam album kenangan kita. Mereka juga ambil bagian dalam pembentukan karakter kita.

Ketika mereka pergi, berarti tugas mereka bersama kita telah selesai dan sudah ada tugas lain menanti mereka. Sekarang tugas kita adalah menebarkan semua benih kebaikan yang telah mereka ajarkan pada kita. Sukur2 klo kita bisa melipat gandakan benih kebaikan itu.

So.. for my dearest brother.. Selamat menempuh salah satu episode baru dalam kisah kehidupanmu. Semoga segalanya akan menjadi lebih baik sesuai keinginanmu..

I could only say WISH U ALL THE BEST

22 Nov 2006

Persahabatan

Kamu tau, rasanya tidak akan pernah ada cukup ruang dan waktu untuk bicara soal persahabatan. Apapun kita, siapapun kita, dimana pun kita berada, yang namanya persabahatan pasti kan selalu menyertai stiap langkah kita.

Persahabatan bisa terjadi pada siapa siapa saja, dimana saja, kapan saja. Ya seperti yang kubilang tadi, ia tak kenal ruang dan waktu. Dimulai dari perkenalan tak diduga seperti di kendaran umum, di disuatu acara, melalui messenger ataupun milis. Dari sekedar pembicaraan basa-basi sampai pembicaraan yang ‘dalam’. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk membuka hati bagi orang lain. Menerima kebaikan orang lain dan kemudian menyebarkan bibit kebaikan itu kepada orang lain lagi, bahkan melipat ganakan bibit kebaikan itu. Yang tak kalah pentingnya adalah ber-komitmen untuk menjaga dan mempertahankan jalinan yang sudah terjadi, bahkan memperkuat dan memperbesar jalinan itu. Untuk itu, dibutuhkan banyak sekali kerja keras, pengertian dan ketulusan hati.

Persahabatan yang baik adalah ketika kita bisa mendorong sahabat menuju perbaikan diri. Dan alangkah baiknya jika kita bisa melangkah bersama menuju perbaikan diri. Bukankah keindahan pelangi akan lebih indah jika dinikmati bersama??

4 my self…

- Sudahkah menjadi sahabat yang baik bagi orang lain?
- Sudahkan keberadaanku membawa kebaikan bagi orang lain?


===kertanegara---setelah perayaan HUT pak Jeffrey ke 61===

21 Nov 2006

Aku

Tadi aku iseng buka file2 lama di USB, eh ternyata ada tulisan ini. Ini adalah pr-ku dari dosen Psikom, semester kemarin. Bapak ini seneng banget ngasih tugas yang bikin kita, mahasiswanya berkerut...mikir panjang....sebagai tanda bahwa kita belum terlalu mengenal diri kita sendiri. Salah satu contohnya ya ini, kami disuruh menulis tentang pendapat kami tentang diri. Kurang lebih begini deh aku menilai diriku...

Menurut zodiak, orang-orang yang berada dibawah naungan Taurus adalah yang sabar, kokoh dan berhati-hati. Selain rasional dalam berpikir, mereka gigih dan cermat dalam bertindak sehingga cenderung lambat. Menyukai seni dan stabilitas dalam hidup sehingga cenderung matre.

Itu kan menurut zodiak, tapi tidak begitu menurut pendapat saya pribadi, walaupun memang tidak semuanya salah. Selama ini saya selalu mengganggap bahwa saya adalah orang yang tidak sabaran dan selalu bertindak sesuai kata hati malah cenderung emosional dan moody. Orang-orang yang tidak terlalu mengenal saya akan mengatakan bahwa saya jutek atau judes. Mungkin karena saya selalu ceplas-ceplos dalam mengatakan apa yang ada dalam pikiran saya sehingga tanpa sadar menyinggung atau bahkan menyakiti walaupun saya tidak bermaksud demikian.

Saya tidak terlalu suka berada dalam lingkungan yang tidak terlalu saya kenal, karna saya selalu merasa susah bersosialisasi dengan orang lain. Saya tidak bisa memulai percakapan lebih dulu dan lebih senang menjadi pendengar sehingga sampai saat ini, saya seringkali menjadi ‘tong sampah’ alias tempat curhat teman dan sahabat saya. Buat saya itu bukan masalah, karna senang rasanya dapat membantu orang lain walaupun hanya dengan mendengarkan keluh kesahnya. Bukankah sebagian dari diri kita ingin didengarkan? Dan bukahkah sebagian dari diri kita juga ingin dibutuhkan?

Bicara tentang sahabat dan teman-teman, saya tidak terlalu banyak memiliki sahabat maupun teman. Bagi saya, yang terpenting adalah kualiatas dari hubungan itu, dan bukan kuantitasnya.

Dalam suatu hubungan, apapun bentuknya, kepercayaan adalah sesuatu hal yang penting bagi saya sehingga sedih rasanya jika ada yang menyalahi kepercayaan yang telah saya berikan. Begitu juga jika tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Jadi saya berusaha menjaga apapun yang diamanahkan kepada saya.

Pelupa! Itu adalah salah satu dari sekian banyak kekurangan yang saya miliki. Beberapa kali saya mengalami kejadian tidak menyenangkan dengan sifat pelupa ini. Dari mulai dibayari orang di bis karna lupa bawa dompet, kehilangan buku-buku yang baru saya beli karna semuanya saya tinggal dikereta, sampai yang paling akhir adalah dibongkarnya laci meja kerja saya karna saya lupa membawa kunci plus lupa dimana meletakkan kunci duplikatnya sementara ada beberapa dokumen penting yang diperlukan bos dikantor dan berada didalam laci itu. Kebayang kan???

Selain pelupa, kekurangan yang lain ya itu tadi, emosional. Agak susah bagi saya untuk mengendalikan amarah. Terutama jika saya disalahkan atas sesuatu yang bukan kesalahan saya. Agak susah bagi saya untuk menahan emosi ketika sesuatu yang telah saya kerjakan dengan susah payah kemudian tidak dihargai atau hancur karna kesalahan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan itu. Karna selama ini, untuk mendapatkan sesuatu yang saya inginkan, saya dibiasakan untuk berusaha sebaik mungkin dengan usaha sendiri dan dengan tidak merugikan orang lain.

---Itu pendapatku dulu, tapi ada beberapa hal yang rasanya berubah terutama setelah mengenal satu komunitas SUPER!!! -----------

7 Nov 2006

Kelebihan dalam Kekurangan

Semalem aku nonton Kick Andy di Metro TV (One of my fav tv program). Tamu di sesi pertama adalah sepasang ibu dan anaknya. Sang ibu sudah tampak sangat renta. Entah karna memang usia, atau karena perjuangan hidup yang dilakukannya. Bagaimana tidak, ia sudah harus menjadi janda di usia yang masih terbilang muda. Suaminya meninggal setelah menyelamatkan anak mereka (Buyung) yang hanyut disungai sedang dua lainnya meninggal karna campak.

Untuk menyambung hidup. Ibu dan anak ini harus menjual sapu lidi buatan sendiri. Membuat sesuatu dan menjajakannya sendiri tentu suatu hal lumrah. Tapi sangatlah luar biasa ketika itu dilakukan oleh orang yang mempunyai kekurangan fisik, Ya seperti si BUYUNG. Ia tidak bisa melihat alias buta, dikarenakan penyakit campak yang dideritanya semasa kecil.

Buyung yang buta diajari oleh ibunya untuk membuat sapu lidi dari bahan yang didapat disekitar rumah mereka di Desa Guguak. Yang lebih menakjubkan adalah cara mereka menjual sapu2 tersebut. Setiap harinya Buyung harus menarik gerobak beratap buatannya sendiri. Mungkin terdengar mustahil bagaimana seorang buta bisa menarik gerobak. Tapi sesuatu yang tampak mustahil untuk kita yang normal adalah tidak mustahil bagi mereka yang kekurangan (selama mereka mau berpikir).
Jadi, Buyung yang menarik gerobak sementara Amai Nila yang menjadi navigatornya dibelakang. Amai-lah yang menjadi penunjuk jalan bagi Buyung agar ia tidak salah jalan, agar ia tidak celaka. Walaupun ada saat dimana Tuhan menguji mereka dengan rintangan dijalan. Setiap hari mereka harus berjalan berkilo-kilo untuk menjajakan sapu yang dihargai 5 ribu per buahnya.
Seperti juga penjual lain, ada masa dimana mereka berhasil membawa cukup uang. Sedang dilain waktu mereka hanya bermandi peluh. Bagi mereka, walaupun susah, hidup harus dijalani. Jika memang ada yang berbelas kasih, maka akan mereka terima dengan senang hati. Tapi PANTANG untuk mengulurkan tangan dan meminta.

Sungguh suatu sikap yang patut di Puji dan diteladani. Bagaimana tidak, saat ini banyak sekali orang yang sehat dan lengkap secara fisik namun lebih memilih cara mudah untuk mendapat rejeki. Bahkan tak jarang dengan merugikan orang lain. Sungguh suatu sikap melecehkan Tuhan. Bukankah setiap apa yang ada pada diri kita merupakan pemberian-Nya yang tentunya untuk dikembalikan pada-Nya.

Seharusnya kita bercermin kepada Amai Nila yang masih berusaha demi anaknya. Cintanya yang besar pada Buyung-lah yang membuatnya bertahan. Cinta-nya lah yang membuat Amai bekerja keras yang mengajak Buyung serta, berusaha berdua demi kehidupan sehari-harinya. Tidak seperti sebagian orang tua yang meninggalkan anaknya yang cacat, atau lebih buruk, memanfaatkan kekurangan anaknya itu untuk mendapat uang dengan mudah.

Mereka adalah manusia2 sederhana dengan sejuta ketegaran. Yang membiarkan masa lalu sebagai cermin untuk berlaku lebih baik; yang menjadikan kehidupan hari ini sebagai perjuangan maksimal; dan membiarkan hari esok menjadi milik mentari esok hari.

-------my room, 02 Nov 06-----------

14 Jul 2006

Mata Bening Mereka Mengajarkan Syukur


Jum'at kemaren (070706) aku dapet kiriman dari K' Nana. Itu loh, temen chat aku dari Bali. dia kirim surat plus kwitansi infak GN. jadi ga enak deh aku ngejar2 dia soal kwitansi. Abis gimana lagi, aku juga dikejar-kejar Ita, mau buat laporan infak bulanan. Jadi maen kejar-kejaran deh!!!

Ternyata uang yang aku kirim itu ga semuanya diberikan tunai ke Panti. Ada yang dibelikan Al Qur'an dan Iqro. Ada yang dibelikan sembako dan sisanya tunai. It's not a big deal for me (us). Terserah aja, toh K' Nana yang lebih tau kebutuhan mereka disana. Klo Al Qur'an lebih dibutuhkan, ya monggo.

K' Nana juga cerita klo dia juga bawa kantong berisi kue-kue untuk dibagikan ke ade'2 panti (klo ini sih kyknya sumbangan pribadi kk nana). Yang mengharukan adalah bahwa ade'2 itu senang sekali dibawain kue-kue untuk diri mereka sendiri (1 kantong untuk 1 orang). Saking senangnya (mungkin karna mereka jarang sekali atau bahkan tidak pernah) mendapat makanan tambahan seperti, jadi mereka sayang memakannya. Masih menurut cerita kk Nana, kue2 itu dipandang dengan rasa sayang. Sepertinya mereka sayang sekali untuk memakannya. Bayangkan, kue yang tidak seberapa banyaknya, yang tidak seberapa nilainya. Kue yang seringkali terbuang oleh kita hanya karna tidak sesuai dengan selera lidah kita. Kue yang hanya kita simpan dan akhirnya terbuang karna akdaluarsa (saking banyaknya kue yang kita punya).

Membaca suratnya saja, aku trenyuh. Jujur aku sampai merinding jika mengingat betapa banyak jatah ketring dikantorkku yang terbuang hanya karna kami tidak menyukai lauknya. Padahal masih banyak yang membutuhkan makan untuk sekedar bertahan hidup. Yang jangankan kue, bisa makan saja sudah merupakan anugerah besar yang membutuhkan perjuangan.
Lebih trenyuh lagi ketika aku melihat foto-foto yang dikirimkan K Nana. Disitu terlihat betapa mereka sayang pada kantong berisi kue yang diberikan pada mereka, untuk diri mereka sendiri. Mata bening mereka menceritakan segalanya. Ada rasa sayang, takjub, senang, and other expression that can make u drop some tears.

Aku bersyukur bahwa Allah SWT masih sudi menegurku dengan halus, dengan tidak menimpakan azab padaku seperti kelaparan contohnya. Sang Khalik masih sudi menegurku melalui mata-mata bening ade'2 di Panti Miftahul Ulum - Bali.

Melihat mereka, aku merasa sangat kaya, merasa sangat beruntung. Bukankah aku masih memiliki bunda yang bersedia mencintaiku tanpa syarat 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Bukankah aku masih memiliki adik yang walau menjengkelkan namun membuatku merasa tak sendiri. Bukankah aku masih memikili rumah tempat bernaung dan teman-teman tempat berbagi.

Melihat mereka, masalahku sungguh menjadi tidak berarti.

Ya Rabb.........ampuni aku yang selama ini kurang bersyukur
Ya Rabb.........ampuni aku yang selama ini berprasangka buruk pada-MU
Ya Rabb.........terima kasih untuk menegurku dengan cara yang paling halus

Ya Rabb.........beri aku kekuatan dan kemampuan untuk membantu adik2 dan saudara-saudara seimanku
Ya Rabb.........beri ketabahan dan kesabaran pada mereka dalam menjalani ketetapan-MU


Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan


====Sabtu,080706, E201...ditengah pelajaran Pancasila====

7 Jul 2006

RV


Abis nonton RV di 21 Blok M sama temen2 kantor (Mbak Hilda, Mas Sukmo n Mbak Tiwi, minus Mas Muklis n Mbak Wahyu yang tiba2 batal). RV maen distudio 4, trs kita nonton yg jam 18.15, dapet kursinya di D (Mbak Hilda kurang ok nih milih seatnya).

Like any other movie of Robin Williams, pasti lucu but still, we got our lesson from there. RV juga memberi pelajaran 'kehidupan' (menurut bahasaku). We'll at least banyak pelajaran yang bisa aku ambil untuk kehidupanku.

Film ini dibuka dengan Robin Williams (Bob Munro) yang sedang mengantarkan anaknya tidur dengan bermain dulu dengannya. Ada kalimat yang aku suka di adegan ini, yaitu ketika Cassie (anaknya) bilang klo dia ga akan mau nikah, krn dia pengen tetep tinggal dirumah sama bapaknya. N bapaknya bilang (garis besarnya) "Kamu akan tumbuh besar, menemukan pangeranmu, dan kita tetap jadi sahabat." Denger kalimat itu, aku berpikir, 'enak banget ya klo bisa gitu' soalnya kadang kala, seiring berjalannya waktu kita menjadi jauh bahkan kadang seperti musuh dengan orang tua kita. Bukan karna tidak sayang, tapi lebih kepada ketidak mampuan kita menunjukkan kasih sayang, atau ketidak pekaan kita terhadap keinginan masing-masing. Masing-masing dari kita merasa lebih tau yang terbaik (baik untuk diri masing-masing) maupun untuk orang yang kita sayang.

Itu pun dibuktikan dalam RV. Dimana situasi berubah menjadi beberapa tahun ke depan. Dimana Bob dan anak-anaknya selalu bertengkar, selalu bersebrangan akan segala sesutu. Setiap hal kecil selalu menjadi bibit pertengkaran. Klimaksnya adalah ketika Bob dengan sepihak memutuskan membatalkan rencana liburan mereka ke Hawai dan merubahnya menjadi perjalanan dengan RV berwarna hijau terang menuju Colorado. Dengan dimulainya perjalanan ini, dimulai juga segala insiden2 tidak menyenangkan. Dari mulai toilet yang mampet, rem yang blong, sampe berkenalan dengan kluarga yang mereka anggap aneh yaitu keluarga Gornicke yang memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan mati2an mereka hindari. Gimana ga aneh klo ada kluarga yang lebih memilih nomaden, dan melakukan homeschooling bagi anak2nya daripada menetap disuatu tempat. Belum lagi kegemaran mereka menyanyikan lagu2 country.

Tapi benarkah demikian? Benarkah perjalanan itu adalah sebuah mimpi buruk? Benarkah keluarga Gornicke seburuk itu? Ternyata tidak. Perjalanan yang mereka anggap buruk itu berakhir manis karna ternyata perjalanan itu menyatukan apa yg telah hilang dari kluarga mereka yaitu KEKELUARGAAN, KEDEKATAN dan CINTA. Kesibukan telah membuat mereka jauh satu sama lain, dan perjalanan itu membuat mereka menjadi dekat. Perjalanan itu juga mengajarkan mereka untuk saling Mengerti dan Memaafkan. Bahwa ada saatnya ketika suami bersalah pada istri, anak bersalah pada orang tua dan begitu pula sebaliknya. Bukanlah suatu aib jika kita mengakui kesalahan kita atau bahkan meminta maaf terlebih dahulu.

Yang tak kalah pentingnya, perjalanan itu mengajarkan bahwa as a FAMILY, semua masalah yang ada harus dibicarakan, harus dicari pemecahannya bersama. Sebuah KELUARGA adalah kerjasama tim dan bukan 1 man show. Ayah adalah Kepala Keluarga, yang bertanggung jawab kepada kluarga tapi bukan brarti dia harus memutuskan semuanya sendiri, apalagi jika menyangkut kepentingan kluarga. Bukankah jik aterjadi sesuatu, maka kluarga kecil-mu-lah yang pertama tau??

Last but not least...........Don't Judge a Book by Its Cover-------Jangan pernah menilai sesorang atau sesuatu dari tampilan luarnya, dari kulitnya but try to look INSIDE coz u'll find something Amazing. Seperti juga keluarga Munro yang mati2an menghindari kluarga Gornicke (yng dianggap aneh dan semakin dihindari semakin bertemu) ternyata kluarga itulah yang banyak memberi pertolongan pada mereka. Bahkan kluarga itulah yang mengajarkan banyak hal pada mereka yaitu Kejujuran, Kebaikan tanpa pamrih, dan Persahabatan tulus.

Soo guys..........ga ada ruginya kok nonton film ini.....karna banyak sekali pelajaran didalamnya. Plus loe2 smua bakal terhibur dengan kelucuan2 mereka.

Have a nice day!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

16 Jun 2006

My New Sis

Beberapa hari lalu aku dapet message dari seorang teman. Isinya tentang sebut panti asuhan yang berada dipelosok Bali. Nah dimessage dari itu disertai link, ternyata isinya pic dari panti asuhan itu. Miris banget deh liat nya Udah l
etaknya jauh dari keramaian, eh, jauh dari 'layak' juga. Tapi mau bagaimana, panti itu dikelola sendiri oleh Pak Mujib yang notabene adalah supir angkot. Plus, panti itu berada di wilayah yang mayoritas penduduknya adalah non muslim. Bali gitu loch!! Gimana pun aku musti banyak-banyak besyukur karna masih ada orang-orang berhati mulia seperti Pak Mujib ini. Yang masih memiliki kepekaan sosial.

Naahh... di message itu juga ada id Yahoo seseorang yang bisa dimintai keterangan or info soal panti itu. Awalnya sih aku ragu n takut juga. I mean...ada banyak pertanyaan dalam hati, such as.."orangnya lagi sibuk ga ya, bisa diganggu ga ya...." n somethin like tht dech. Udah gitu, aku kan lom ada dana, baru mau tanya2 aja dulu. Antara penasaran dan takut lebih banyak penasaran jadi dengan berbekal bismillah, aku pm aja. Ternyata si mbak ini baik bgt...she explain everything. Denger ceritanya, aku makin pengen nyumbang, malah pengen banget bisa kesana.

Akhirnya pas waktu ishoma, aku tanya soal uang infak bulan ini sama Ita (dia kolektornya). Ternyata uang bulan ini belom disumbang kemana-mana n aku boleh sumbangin klo ada tempat. Wah aku seneng bgt kan namanya pucuk dicinta pangeran datang (hehehe). Ya udah, uang yang ga terlalu banyak itu aku transfer aja ke tempat mbak Nana, untuk disumbang ke panti itu. Rasanya seneeng bgt deg bisa berbagi.

Pas aku infokan ke mbak Nana, dia bilang dia syok. Padahal beberapa menit kemudian, dia yang bikin aku kaget. Gara2nya sih sepele, dia tanya, apa uang itu boleh diberikan barang yang dibutuhkan. Buat aku itu mengejutkan, karna bagi kami (aku-lah) disini, apa yang sudah diberikan ya udah jadi hak penerima, terserah mau diapakan. Ehhh dia masih minta ijin, biar afdol katanya. Hal simpel itu bikin aku kaget.
Ya udah aku bilang sama dia, terserah mau dirupakan apa, kan dia yang lebih tau kebutuhan disana.

Hari itu, aku banyak bgt dapet nikmat. Aku dapet perasaan menyenangkan karna dah bisa berbagi, walau cuma sebagai perantara. Aku dapet pelajaran tentang menghargai orang lain dan selain itu, aku jadi dapet saudari baru. Sampai hari ini aku n mbak Nana masih chat.

Thank You very Much Allah 4 all things, all lessons tht u've gave me....

And 4 u sis, Welcome to my Life.....Hope Allah bless this Friendship..

Woman in Islam

A few months ago I got a new friend from YM. After all asl questions, he told me that he interested to know about Islam and started asking me about my feeling being a Moslem gal. He thinks that Islam is being unfair to woman. There are so many rules and restriction for woman in Islam. Theres no freedom at all. Just like what he saw in Saudi Arabia where woman seemed had to rights at all.

I was quite shocked with his entire question from polygamy to veil, from clothes to oral sex. I felt sorry for him. I mean, with all of those questions, he should find someone whose expert in this, not me. Im only a gal with so little knowledge. Its a shame, I admitted, but thats the way it is. On the other hand, Im glad God send me this guy who makes me realize that I must deepen my knowledge about my own faith. Something Ive been carried even before I was born and will carry it for the rest of my life.

So, at that moment I can only told him that I never felt not free as Muslim. About what he saw in Saudi Arabia, well I told him that he had to look carefully. I mean although SA is a Moslem country, in fact Islam was born there, but not all of things that come from SA is Islam. It could be SAs tradition.

Here in Indonesia, where most of the people are Moslems, we woman can have good education, a proper work, an opportunity as much as men, but still can do our obligation as Muslim.

Its little bit hard to convince him that Islam respect woman. That Islam never abandon woman, especially after what he saw in SA, plus my limited knowledge & my limited vocabulary. 

A few weeks after that chat, I found this book called Proud to be Muslimah (In Indonesian) that explain all negative thinking about Islams policy on woman, all misinterpretation on womans position in Islam. This book consists of 7 chapters that explain about Polygamy, Divorcement, Inheritance, Leadership, Violence, Womans Testimony and Jilbab (veil??). I got lots of knowledge after reading it, especially on those 7 issues.

This book explains all the reason behind all restrictions/rules on woman. Here, youll that man and woman is equal both in reward and punishment.


Whoever works righteousness, man or woman, and has faith, verily, to Him will We give a new life, a life that is good & pure, and we will bestow on such their reward according to the best of their action.
(16:97).


In fact, Islam honoured woman deeply. You can see it from this story that was happened a long time a go.
(I translate it with my own language, May God forgive me).

A long time a go a man come to Prophet Muhammad, peace be upon him. The man asks: Rasulullah, who had the ultimate right to be treated well?Rasulullah saidL Your mother, the man said: whos next? He said:Your mom, the man asked: whos next? He said: Your mother. The man asked: whos next? and He said: Your father.

It shown that Islam do respects woman and never treat woman as second degree community. What ever Islam do on woman, its always for their own safety and for the sake of their own.

Nothings wrong in Islam. When you see something wrong in Muslims attitude, its not Islams fault. Its pure from the person itself since as human being, we are full of mistakes. As human being we have limitedness in interpret ting something. Sometimes, or should I say most of the times, we interpret something based on our ego in order to fill our needs only.


===one day in dec 2005===

24 May 2006

Lepas Jilbab

Baru saja aku ngobrol di telepon dengan salah satu teman sekampusku. Di berusia beberapa tahun diatasku, bahkan sudah menikah dan memiliki buah hati. Awalnya pembicaraan kami hanya seputar tugas kampus, modul dan UAS yang akan menjelang. Perlahan tapi pasti, obrolan kami berkembang bebas. Mulailah kami bicara soal kerjaan (aku tanya apa ada lowongan dikantornya), bicara soal perkembangan radang diwajahku (yang alhamdulillah sudah much.....much.....better), pokoknya berbagai macam topik. Sampai akhirnya dia mengatakan bahwa beberapa waktu lalu ia bermaksud menelponku untuk sharing (tapi sayangnya no hp-ku ga ketemu). And do u know what......mbak-ku itu ternyata mau curhat soal jilbab. Dia itu kepengen banget lepas jilbab. Dia cerita klo keinginan itu teramat sangat menyiksa. Dia sudah sholat malam, sudah istiqharah, tapi keinginannya tak kunjung surut.. Selain mencoba konsultasi dengan Allah, dia juga coba minta pendapat orang-orang terdekatnya. Most of them .....tentu saja menolak keinginan-nya itu (dengan berbagai macam alasan tentunya). Itu membuat hati dan pikiran mbak-ku semakin kacau.

Saat dia menceritakan hal itu siang tadi, aku cukup terkejut. Namun aku jadi teringat beberapa tahun lalu, tepatnya dipertengahan tahun 2003. Saat itu aku pun memiliki keinginan yang sama. Tiba-tiba saja aku ingin melepas jilbab ini. Mungkin karna dasar pemahamanku yang lemah. Pemahamanku tentang agama masih cetek sekali even keputusanku untuk berjilbab (ya...jilbab gaul bukan jilbab lebar ) adalah murni keputusanku, tanpa paksaan orang lain. Saat itu, aku minta pertimbangan dari temanku yang sudah lebih dulu berjilbab. Kurang lebih inilah pendapatnya kala itu yang dinyatakan melalui sms-------Nda, apapun keputusan loe, gw akan tetap jadi teman loe. Nilai persahabatan itu kan ga diukur dari selembar jilbab tapi sebelum lo bener2 lepas, coba deh, duduk tenang n review kembali, dulu itu, lo pake jilbab itu karna apa? Karna siapa? Nah lo lepas juga karna apa or karna siapa?. Nah aku turutin deh kata2 dia. Aku merenung, mencoba menyelidiki diriku sendiri. Alhamdulillah aku dapat jawabannya. Ini pertama kalinya aku bekerja digedung perkantoran, yang sebagian besar penghuninya tidak berjilbab. Ada rasa terasing atau bahkan iri melihat mereka berpakaian modis.

Nah berbekal pengalaman pribadi itu, aku coba tanya ke mbak-ku itu. Apa dia ingin lepas jilbab karna rindu berpakaian modis? (even dah punya seorang putri badannya masih ok lho). Dan ternyata jawabannya ya! Aku cuma bisa kasih saran bahwa berkerudung pun bisa tampil modis, selama masih mengikuti aturan mainnya. Bukankah banyak majalah muslimah yang memberikan tips n trik untuk tampil modis??

Mbak-ku itu pun bertanya, apakah aku pernah berkeinginan melepas jilbab? Kuceritakan kisahku dimasa lalu, termasuk juga sms temanku. Selain itu, aku pun menceritakan salah satu langkah (selain merenung) yang kuambil ketika berkeinginan untuk lepas jilbab (Aku tidak berani menyarankan ini padanya, hanya bercerita krn langkah ini cukup ekstrim). Selain merenung, saat itu aku benar-benarlepas jilbab (Ya Allah, ampuni aku karna ini). Well.....salah satu kesukaanku sebelum berjilbab adalah krimbat di salon langgananku, didekat rumah. Nah kali itu aku krimbat disalah satu salon disalah satu mall di Jakarta Selatan. Jadi, aku pergi ke mall itu masih memakai jilbab, pun ketika aku memutuskan untuk krimbat. Setelah krimbat, aku tidak memakai jilbabku. And did u know what happen?? Selama berkeliling mall itu, aku merasa bahwa setiap orang memandangiku (keknya ga mungkin kan?? Aku kan ga kenal mereka) sehingga aku merasa risih. Kupaksakan juga untuk tetap berkeliling, keluar-masuk counter. Perasaanku semakin tidak nyaman, aku merasa bahwa setiap orang memandang dengan tatapan aneh selain itu, aku pun merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang terenggut. Dan perasaan-perasaan itu sungguh tidak enak.Tak tahan dengan perasaan itu, aku bergegas ke toilet dan memakai jilbab-ku kembali. Yang kurasakan adalah perasaan nyaman, perasaan terlindungi. Aku merasa bahwa setiap orang tersenyum kepadaku dan tidak menatapku dengan pandangan aneh lagi.
Itu pengalaman tak terlupakan yang pernah kualami. Alhamdulillah sampai hari ini aku tidak pernah berpikir untuk melepasnya lagi (dan semoga tidak akan pernah) walaupun apa yang kulakukan sekarang masih jauh dari sempurna. Namun, ber-jilbab membuatku lebih bisa me-rem tindakan yang kurang baik. So aku katakan pada mbak-ku untuk benar-benar memikirkannya kembali. Atau coba untuk tidak memikirkan keinginan itu, tapi bukan berarti untuk melarikan diri. Karna kadang, ketika kita sibuk berperangdengan keinginan kita, yang kita dapat hanya keruwetan.
Bagaimana dengan mbak-ku?? Alhamdullah sampai terakhir aku bertemu dengannya (kemarin tepatnya) dia masih tetap berjilbab. Keep up the SPIRIT ya mbak......!!!!!

============kertanegara No.4, started on Jan 13, ended on Jan 16, 2006============

22 May 2006

My Beloved Grandma

Hari ini, yangti-ku tersayang berumur 74 tahun. Biasanya kami merayakan ber-4 dirumah. Yangti, Bunda, Aku & Adikku. Bukan perayaan mewah, hanya sekedar makan bersama. Menunya tergantung keinginan Yangti tapi biasanya khusus untuk hari itu, kita beli diluar.

Hari ini tidak akan ada perayaan, tidak ada makan bersama karna Yangti berpulang kepada Pemiliknya, minggu lalu setelah 4 hari koma dan dirawat di Fatmawati.

Apakah aku sedih?? Tentu saja, selama 24 tahun hidupku, beliau selalu ada, bahkan melebihi keberadaan ibuku yang bekerja diluar rumah. Setiap kali aku pulang bepergian, darimana pun, dia yang pertama kali aku cari. Setiap hal yang terjadi padaku, sebelum orang lain tau, dia lebih dulu tau. She's my everything.

Yangti adalah tipikal wanita perkasa yang mandiri dan tidak suka menyusahkan orang lain yang tidak pernah berkata kasar atau bersuara keras.

Siapa yang menanam dia-lah yang menuai. Pepatah itu kubuktikan pada saat Yangtiku meninggal. Semuanya begitu mudah. Jenazah-nya boleh dibawa pulang tanpa proses berbelit padahal pada waktu itu biaya perawatannya belum terbayar. Dari mulai jenazah datang sampai pemakamannya banyak sekali yang datang dan mendoakan. Bahkan tanah untuk makamnya pun bisa didapat dengan mudah.

Saat memandikan jenazah adalah saat yang mendebarkan. Bukankah banyak sekali cerita-cerita tak menyenangkan saat pemandian. Alhamdulillah, ketakutan itu sirna karna proses memandikan kenazah yangtiku berlangsung lancar. Bahkan sahabatku ikut memandikan.

Sebelum kafan-nya ditutup (krn menunggu om-ku dari surabaya), Yangti-ku tampak seperti orang yang tertidur nyenyak. Ketika akhirnya dimakamkan, yang mengantarkannya cukup banyak. Cuaca pun mendung sehingga tidak membuat yang mengantar kepanasan.

Begitu sampai dirumah setelah pemakaman, tetangga-tetanggaku sudah menyiapkan makan siang untuk semua orang. Tikar dan karpet pun sudah bersih dari sisa-sisa daun pandan.

Yang lebih membuat-ku terharu dan shok adalah ketika malamnya tahlilan, yang datang tidak hanya tetanga sekitar rumahku, banyak sekali wajah-wajah yang tidak kukenal. Ternyata mereka adalah pengamen yang biasa menyanyi dikomplek rumahku.

Aku tak kuasa menahan haru, memuji kebesaran Allah atas semua kemudahan yang telah Ia berikan pada keluargaku.

Tak lupa rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah banyak membantu. Para tetanggaku di Komp. PPI II, sahabat-sahabatku Rika, Phe2t, Diana, Para Perawat dan tim dokter di Irna High Care RS. Fatmawati, Atasan dan rekan-rekan kerjaku di PT. Gardatama Nusantara, Yayasan Bunga Kamboja, dan semua pihak yang tak mungkin kusebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan perhatian yang telah diberikan kepada keluargaku. Amiin.

19 Apr 2006

Semester 2

Alhamdulillah beberapa minggu lalu dah semester 2 bahkan beberapa minggu ke depan dah mau UTS. Seneng juga sih, hasil semester kmrn lumayan bgs, ga malu-maluin. Semester ini juga lumayan menyenangkan karna dapet tmn baru. Kan ada beberapa mata kuliah yang kelasnya gabungan. Tapiii.......yang aga menyebalkan adalah, ada salah satu dosen yang ga kira2 klo ngasih tugas. Udah gitu pake acara tugas kelompok. Dikiranya kantor kita pada sebelahan kali yaaa??? Jadi bisa chit-chat kapan aja. Bukannya males, tapi berhubung sambil kerja, keknya susah aja klo tiap minggu ada tugas. Untuk dateng on-time tiap minggu aja udah suatu perjuangan. Tau kan kuliah weekend, mau ga mau kan pake otak weekend juga. Nah otak weekend itu kan 90% pengennya istirahat, persiapan untuk berjuang minggu berikutnya.

Anyway.....emang dah resiko kali ya....sapa suruh ambil kuliah weekend. Besides, semua hal menuju peningkatan butuh pengorbanan kan??? Soo....enjoy aja!!