14 Jul 2006

Mata Bening Mereka Mengajarkan Syukur


Jum'at kemaren (070706) aku dapet kiriman dari K' Nana. Itu loh, temen chat aku dari Bali. dia kirim surat plus kwitansi infak GN. jadi ga enak deh aku ngejar2 dia soal kwitansi. Abis gimana lagi, aku juga dikejar-kejar Ita, mau buat laporan infak bulanan. Jadi maen kejar-kejaran deh!!!

Ternyata uang yang aku kirim itu ga semuanya diberikan tunai ke Panti. Ada yang dibelikan Al Qur'an dan Iqro. Ada yang dibelikan sembako dan sisanya tunai. It's not a big deal for me (us). Terserah aja, toh K' Nana yang lebih tau kebutuhan mereka disana. Klo Al Qur'an lebih dibutuhkan, ya monggo.

K' Nana juga cerita klo dia juga bawa kantong berisi kue-kue untuk dibagikan ke ade'2 panti (klo ini sih kyknya sumbangan pribadi kk nana). Yang mengharukan adalah bahwa ade'2 itu senang sekali dibawain kue-kue untuk diri mereka sendiri (1 kantong untuk 1 orang). Saking senangnya (mungkin karna mereka jarang sekali atau bahkan tidak pernah) mendapat makanan tambahan seperti, jadi mereka sayang memakannya. Masih menurut cerita kk Nana, kue2 itu dipandang dengan rasa sayang. Sepertinya mereka sayang sekali untuk memakannya. Bayangkan, kue yang tidak seberapa banyaknya, yang tidak seberapa nilainya. Kue yang seringkali terbuang oleh kita hanya karna tidak sesuai dengan selera lidah kita. Kue yang hanya kita simpan dan akhirnya terbuang karna akdaluarsa (saking banyaknya kue yang kita punya).

Membaca suratnya saja, aku trenyuh. Jujur aku sampai merinding jika mengingat betapa banyak jatah ketring dikantorkku yang terbuang hanya karna kami tidak menyukai lauknya. Padahal masih banyak yang membutuhkan makan untuk sekedar bertahan hidup. Yang jangankan kue, bisa makan saja sudah merupakan anugerah besar yang membutuhkan perjuangan.
Lebih trenyuh lagi ketika aku melihat foto-foto yang dikirimkan K Nana. Disitu terlihat betapa mereka sayang pada kantong berisi kue yang diberikan pada mereka, untuk diri mereka sendiri. Mata bening mereka menceritakan segalanya. Ada rasa sayang, takjub, senang, and other expression that can make u drop some tears.

Aku bersyukur bahwa Allah SWT masih sudi menegurku dengan halus, dengan tidak menimpakan azab padaku seperti kelaparan contohnya. Sang Khalik masih sudi menegurku melalui mata-mata bening ade'2 di Panti Miftahul Ulum - Bali.

Melihat mereka, aku merasa sangat kaya, merasa sangat beruntung. Bukankah aku masih memiliki bunda yang bersedia mencintaiku tanpa syarat 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Bukankah aku masih memiliki adik yang walau menjengkelkan namun membuatku merasa tak sendiri. Bukankah aku masih memikili rumah tempat bernaung dan teman-teman tempat berbagi.

Melihat mereka, masalahku sungguh menjadi tidak berarti.

Ya Rabb.........ampuni aku yang selama ini kurang bersyukur
Ya Rabb.........ampuni aku yang selama ini berprasangka buruk pada-MU
Ya Rabb.........terima kasih untuk menegurku dengan cara yang paling halus

Ya Rabb.........beri aku kekuatan dan kemampuan untuk membantu adik2 dan saudara-saudara seimanku
Ya Rabb.........beri ketabahan dan kesabaran pada mereka dalam menjalani ketetapan-MU


Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan


====Sabtu,080706, E201...ditengah pelajaran Pancasila====

7 Jul 2006

RV


Abis nonton RV di 21 Blok M sama temen2 kantor (Mbak Hilda, Mas Sukmo n Mbak Tiwi, minus Mas Muklis n Mbak Wahyu yang tiba2 batal). RV maen distudio 4, trs kita nonton yg jam 18.15, dapet kursinya di D (Mbak Hilda kurang ok nih milih seatnya).

Like any other movie of Robin Williams, pasti lucu but still, we got our lesson from there. RV juga memberi pelajaran 'kehidupan' (menurut bahasaku). We'll at least banyak pelajaran yang bisa aku ambil untuk kehidupanku.

Film ini dibuka dengan Robin Williams (Bob Munro) yang sedang mengantarkan anaknya tidur dengan bermain dulu dengannya. Ada kalimat yang aku suka di adegan ini, yaitu ketika Cassie (anaknya) bilang klo dia ga akan mau nikah, krn dia pengen tetep tinggal dirumah sama bapaknya. N bapaknya bilang (garis besarnya) "Kamu akan tumbuh besar, menemukan pangeranmu, dan kita tetap jadi sahabat." Denger kalimat itu, aku berpikir, 'enak banget ya klo bisa gitu' soalnya kadang kala, seiring berjalannya waktu kita menjadi jauh bahkan kadang seperti musuh dengan orang tua kita. Bukan karna tidak sayang, tapi lebih kepada ketidak mampuan kita menunjukkan kasih sayang, atau ketidak pekaan kita terhadap keinginan masing-masing. Masing-masing dari kita merasa lebih tau yang terbaik (baik untuk diri masing-masing) maupun untuk orang yang kita sayang.

Itu pun dibuktikan dalam RV. Dimana situasi berubah menjadi beberapa tahun ke depan. Dimana Bob dan anak-anaknya selalu bertengkar, selalu bersebrangan akan segala sesutu. Setiap hal kecil selalu menjadi bibit pertengkaran. Klimaksnya adalah ketika Bob dengan sepihak memutuskan membatalkan rencana liburan mereka ke Hawai dan merubahnya menjadi perjalanan dengan RV berwarna hijau terang menuju Colorado. Dengan dimulainya perjalanan ini, dimulai juga segala insiden2 tidak menyenangkan. Dari mulai toilet yang mampet, rem yang blong, sampe berkenalan dengan kluarga yang mereka anggap aneh yaitu keluarga Gornicke yang memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan mati2an mereka hindari. Gimana ga aneh klo ada kluarga yang lebih memilih nomaden, dan melakukan homeschooling bagi anak2nya daripada menetap disuatu tempat. Belum lagi kegemaran mereka menyanyikan lagu2 country.

Tapi benarkah demikian? Benarkah perjalanan itu adalah sebuah mimpi buruk? Benarkah keluarga Gornicke seburuk itu? Ternyata tidak. Perjalanan yang mereka anggap buruk itu berakhir manis karna ternyata perjalanan itu menyatukan apa yg telah hilang dari kluarga mereka yaitu KEKELUARGAAN, KEDEKATAN dan CINTA. Kesibukan telah membuat mereka jauh satu sama lain, dan perjalanan itu membuat mereka menjadi dekat. Perjalanan itu juga mengajarkan mereka untuk saling Mengerti dan Memaafkan. Bahwa ada saatnya ketika suami bersalah pada istri, anak bersalah pada orang tua dan begitu pula sebaliknya. Bukanlah suatu aib jika kita mengakui kesalahan kita atau bahkan meminta maaf terlebih dahulu.

Yang tak kalah pentingnya, perjalanan itu mengajarkan bahwa as a FAMILY, semua masalah yang ada harus dibicarakan, harus dicari pemecahannya bersama. Sebuah KELUARGA adalah kerjasama tim dan bukan 1 man show. Ayah adalah Kepala Keluarga, yang bertanggung jawab kepada kluarga tapi bukan brarti dia harus memutuskan semuanya sendiri, apalagi jika menyangkut kepentingan kluarga. Bukankah jik aterjadi sesuatu, maka kluarga kecil-mu-lah yang pertama tau??

Last but not least...........Don't Judge a Book by Its Cover-------Jangan pernah menilai sesorang atau sesuatu dari tampilan luarnya, dari kulitnya but try to look INSIDE coz u'll find something Amazing. Seperti juga keluarga Munro yang mati2an menghindari kluarga Gornicke (yng dianggap aneh dan semakin dihindari semakin bertemu) ternyata kluarga itulah yang banyak memberi pertolongan pada mereka. Bahkan kluarga itulah yang mengajarkan banyak hal pada mereka yaitu Kejujuran, Kebaikan tanpa pamrih, dan Persahabatan tulus.

Soo guys..........ga ada ruginya kok nonton film ini.....karna banyak sekali pelajaran didalamnya. Plus loe2 smua bakal terhibur dengan kelucuan2 mereka.

Have a nice day!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!