1 Jan 2009

Malaika Humaira (and me?)


Libur Natal dan Tahun Baru Islam kemarin, Nda menghabiskan lebih banyak waktu dirumah (selain nonton ke 21, tentunya). Nda dirumah bukan tanpa kegiatan lhoooo :D. Selama liburan itu, Nda nyelesaiin tas FDWL –dibantuin bunda n shella-. Terus, ngajak mereka ke 21 untuk nonton Madagascar, terus ketemuan sama Rika. Sisanya? Ya untuk baca, blogging n plurking. See.. quite busy, na?!

Salah satu buku yang Nda baca itu judulnya ‘Malaika Humaira’ karangan Zahrotul Atiyah, terbitan Diva Press. Awalnya Nda tertarik buku ini karna dicovernya ada note ‘Kisah Inspiratif Pembangkit Keindahan Hati’. FYI, Nda suka banget buku macam ini. Buku yang memberi inspirasi untuk menjadi lebih baik. Kedua, buku ini diskon :D. Yahh.. untuk orang yang masih hidup from paycheck to paycheck, discount is like rain on the desert. Nda sendiri ga tau kenapa Nda akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini. Padahal sebelumnya Nda ambil buku lain. Buku yang judulnya dah sering Nda liat di Gramed. Sementara buku ini, Nda baru tau ya kemarin itu. Nda cuma percaya bahwa in this world, there’s nothing called coincidence. Semua memang sudah digariskan begitu. Dan begitulah adanya antara Nda dengan buku ini.

Yang pertama Nda baca dari buku ini adalah kata pengantarnya. Baru di paragraf satu aja, Nda udah setuju dengan sang penulis. Berikut ini adalah penggalan paragraf pertama itu :
‘ketika kita berani memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang, maka jangan pernah menganggap hal sepele sebagai sesuatu sepele. Sebab, ketika dua orang telah menjalin suatu hubungan hati yang mendalam, maka bisa jadi, hal yang nampaknya sepele akan menjadi sesuatu yang berakibat tidak lagi sepele’.

Hayo ngakuuuu !! pasti kalian juga akan setuju dengan itu kan. Apa???? Ga setuju?? Ya gak papa sih. But next time, coba benar-benar tanya pada diri sendiri ya. Nda yakin.. kalian akan mulai ragu dengan jawaban pertama kalian.

Malaika HumaiRa dan Rehanna Sulastin yang berikrar untuk menjadi saudara sehati. Bukan karena mereka memiliki hubungan darah, tapi karena mereka memiliki hubungan hati. So, mulailah mereka merajut hari dengan kasih sayang -yang sayangnya sering diartikan beda oleh orang lain-. Kenapa? Ya iyalah. Secara mereka sama-sama perempuan. Pasti tetangga kanan kiri akan menganggap mereka adalah 'pasangan'. Ga menyalahkan juga sih. Coz dalam cerita ini, dituturkan kalau mereka saling memperhatikan satu sama lain. Bahkan sering mengabaikan teman-teman satu kosan mereka. Siapa yang ga sebel, hidup berdampingan dengan orang yang menganggap kita ga ada. Mereka pun saling menjaga satu sama lain. Klo yang satu disakiti orang, maka yang lain akan melindungi sekuat tenaga. Dan menurutku, disinilah semuanya bermula. I mean, kadang.. begitu inginnya kita melindungi orang yang kita sayang, namun tanpa sadar, kitalah yang paling banyak dan paling sering menorehkan luka.

Re, seorang gadis cantik ya dipuja banyak pria disekitarnya. Tapi seperti juga yang sering terjadi pada gadis cantik lainnya, pria yang dipujanya, justru yang selama ini menanggapinya dingin. Apa dia menyerah? Tentu saja tidak. Cupid sang dewa asmara pun akhirnya melihat kesungguhannya dan melepaskan anak panahnya. Semua berlangsung baik bagi Re, sampai 2 kejadian buruk menimpanya. Pertama, keluarga sang pangeran -yang notabene- orang berada memaki-maki orangtuanya karna tidak setuju dengan hubungan asmara 2 remaja itu. Berikutnya adalah kecelakaan yang dialaminya. Kecelakaan itu memang menorehkan luka fisik, kakinya tidak sesempurna dulu. Tapi yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa orang yang dianggapnya sahabat, ternyata tidak seperti yang dia bayangkan.

Ra, gadis dengan vonis kelainan pada jaringan otak di hari ulang tahunnya yang ke 17. Yang mengalami kecelakaan motor dan menghantarkannya pada luka batin. Luka, karena setelah kecelakaan itu, statusnya diragukan oleh ayahnya. Mengapa? Karna golongan darahnya berbeda dari kedua orang tua dan saudaranya. Ibunya sudah bersumpah bahwa dia tidak pernah selingkuh, tapi hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa ayahnya berubah sikap pada Ra.

Keduanya bertemu di Jogja. Tempat yang mereka harapkan bisa menyembuhkan luka batin itu. Luka batin itu, perasaan terasing di keramaian, membawa mereka akrab, dan seperti yang sudah Nda bilang di atas, mengikrarkan diri menjadi saudara sehati.

Seperti juga setiap hubungan yang terjadi diantara anak manusia, serumit atau sesederhana apapun, pastilah memiliki pasang surut. Buah dari konflik yang mucul. Begitu juga Re dan Ra. Banyak konflik yang terjadi diantara mereka. Yang pada suatu titik, membuat mereka berpisah. Sayangnya, bukan konflik besar yang melakukan itu, tapi tumpukan dari konflik-konflik kecil yang tidak pernah mereka selesaikan. Seperti gunung es. Kecil di permukaan, namun sesungguhnya besar sekali.

Re cenderung meledak-ledak emosinya. Sedikit egois, tidak mudah dikritik dan cenderung tidak jujur pada perasaannya. Hmm.. mungkin bisa dikatakan sebagi si dominan dalam kisah ini. Si cantik yang berpikiran bahwa tidak semua hal perlu dikatakan.

Ra, si setia dengan sejuta sayang bahkan cinta untuk Re. Cenderung lebih bisa menunjukkan perasaannya (suka, sayang, cemburu, things like that). Sang Pelindung yang membutuhkan jawaban langsung atas setiap pertanyaan.

Bisa menebak kan, kira-kira konflik sepele macam apa yang mereka alami??

Nda suka banget sama tema yang diangkat di novel ini. Mungkin karena saat ini, Nda memiliki hubungan yang kurang lebih seperti ini dengan 2 sahabat. Dengan yang satu, semuanya berjalan baik. Kami sudah bisa bicara terbuka dan menyelesaikan tiap konflik yang ada. Sementara dengan yang satu.... Nda ga ingin suatu hari, dengan yang satu ini, semua berakhir seperti cerita novel ini. Berakhir dengan tidak baik dan membawa penyesalan panjang, yang akan menghantui sepanjang hidup. Karna kata maaf pun, sudah tidak mungkin mendapat jawaban. Nda tidak ingin salah satu dari kami (kemungkinan besar, me) berakhir seperti seorang Malaika Humaira.



3 comments:

  1. Good story, jadi pengen baca juga....

    ReplyDelete
  2. Apaan tuh konfliknya dek....

    ReplyDelete
  3. Baca aja. Walaupun menurut ad' gaya bahasanya masih kurang, tapi temanya bagus.

    ReplyDelete

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^