7 Nov 2011

Kasihan, tapi...

Bagaimana perasaanmu kalau kamu tau bahwa akan ada orang di divisimu yang akan di berhentikan. Tepatnya tidak diperpanjang masa kerjanya, tepat setelah masa percobaan 3 bulannya selesai. Bahkan sebenarnya Kepala Divisimu akan membehentikan dia, sebelum masa percobaannya selesai. Kamu, dan yang lain tau, tapi dia tidak. Kasihan pastinya kan?

Tapi bagaimana jika yang satu orang itu, yang belum lama bergabung itu, hmmm.. apa ya..?? Mengacaukan hubungan kerja yang sudah (mulai) terjalin baik di divisi kalian itu. Apa masih kasian??

Well.. saya masih. Bagaimanapun, pasti akan kasihan melihat orang (seorang kepala keluarga) kehilangan pekerjaannya. Apalagi disaat orang itu sudah merasa teramat sangat yakin bahwa dia akan menjadi bagian dari perusahaan dalam kurun waktu yang lama. Melihat dia sudah mengumbar omongan bahwa dia akan melakukan ini dan itu bahkan sudah memiliki rencana 5 tahun (seperti repelita yang dimiliki negara ini bertahun lalu). Ironisnya, segala rencana besarnya itu hanya berupa kata-kata karna pada kesehariannya yang kami (saya) saksikan adalah dia duduk dimejanya, menghadapi komputernya, dan sedikit sekali melakukan interaksi dengan sekitar bahkan untuk pekerjaannya. Dari interaksi yang sangat sedikit itu, sebagian besar malah membuat orang lain sebel, bt, merasa tidak dihargai bahkan diremehkan. Lalu bagaimana dia akan dapat mencapai rencana-rencana yang katanya demi kepentingan bersama itu??

Saya masih merasa kasihan. Tidak hanya untuknya, tapi juga untuk keluarganya. Bagaimana istri dan anaknya menghadapi ini? Bagaimana dia menghadapi ini? Tapi saya juga tidak bisa memungkiri bahwa sisi lain diri saya tidak berkeberatan. Tega? Kejam? Mungkin. Walaupun bukan saya yang memutuskan untuk memecat dia. 
Saya hanya merasa bahwa lebih baik kehilangan (mengorbankan) satu orang, daripada banyak orang. I mean.. kalau dia bermasalah dengan satu orang, misalkan saya. Maka kemungkinannya 50-50. Saya atau dia yang bemasalah. Nah kalau dia bermasalah  dengan hampir semua orang di divisi ini bahkan di klien, maka kemungkinan besarnya kan memang dia yang kurang cocok disini.

Apa sudah diingatkan?? Setau saya sudah. Paling ga, saya tau sekali bahwa sebagai adminnya, saya sudah mengingatkan. Saya toh tidak bisa mengingatkan dia terus menerus. 'Dia yang lebih tua, lebih berpengalaman, lebih pandai, dan lebih-lebih lainnya.


2 comments:

  1. hheheheee...susah juga ya Mbak...

    untung aku gak menghadapi masalah serupa

    ReplyDelete
  2. Betul, tak mungkin mengingatkan terus menerus. Kalau memang masalah hampir kepada semua orang ya mungkin itu keputusan yang bijak dari pimpinan. Tentu pimpinan juga sudah menilai dan mempertimbangkannya dengan baik.

    ReplyDelete

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^