Nda baru aja slesai ngobrol di telp sama si kk yang tadi pagi mengirim sms penguat hati. Selama beberapa waktu ini kami memang intens berkomunikasi membicarakan banyak hal. Mulai dari kantor, kluarga, dan diri kami masing-masing. Kadang nih ya, pembicaraan kami dimulai dengan topik seputar kantor, lalu lompat ke soal kluarga, menclok ke soal makanan, becanda, ngaco-ngaco, lalu balik lagi ke topik awal. Gado-gado lah pokoknya. Pun hari ini.
Nah tadi itu topiknya dimulai dengan kelelahan mental yang mendera si kakak. Dia ini sebenarnya tipe perempuan tangguh yang ga banyak merengek, ga banyak bicara dan cinta kluarga banget. Ups.. almost forgot, dia juga cinta TUHANnya. Tapi.. sekuat-kuatnya orang, pasti ada ambruknya juga. Emang sih kakak ini belum ambruk (dan jangan sampe deh), tapi sepanjang Nda kenal dia, baru kali ini Nda denger dia bilang 'dek, aku lelah banget sama smuanya.' Sedih juga dengernya. Tapi Nda pikir itu wajarlah. Kita ini kan bukan robot yang tak pernah merasa lelah. Yang cukup di charge saat baterainya habis, lalu kembali prima seperti semula. Kita cuma manusia biasa dengan sejuta perasaan, dengan keimanan yang naik turun bak lift di gedung pencakar langit. Waktu dia tanya apakah salah punya perasaan itu,kujawab tidak (dengan alasan yang sudah kusebutkan diatas tadi). Nda juga bilang ke dia klo Nda sangat mengerti perasaannya. Sedikit banyak kita berada di posisi yang sama. Dan Nda juga pernah merasakan kelelahan itu. Bahkan sampai sekarang pun rasa itu masih sering timbul.
Yang menjadi masalah adalah ketika membiarkan perasaan itu berlarut-larut sehingga kita seakan terhisap didalamnya. Atau mengabaikan rasa itu sehingga kadarnya terus meningkat dan ketika mencapai puncak, rasanya akan sulit sekali mengembalikannya seperti semula. Merasa lelah dengan keadaan dan (rasanya) ingin minta 'time out' walau hanya sebentar, kan bukan aib. Buat Nda, itu juga bukan suatu penanda bahwa kita adalah orang yang lemah, atau mau lari dari kenyataan. Hal itu lebih kepada kebutuhan untuk mengumpulkan energi sehingga nantinya (lebih) siap menghadapi episode hidup yang lain. Itu juga menandakan bahwa sekuat apapun kita manusia, masih ada yang lebih kuat lagi, yaitu ALLAH, Pemilik semesta dan segala isinya ini. Kita hanyalah hamba yang tidak berdaya upaya kecuali atas ijin-NYA.
Hmmm.. jadi inget sama salah satu adegan di Date Night. Tau kan.. film komedi yang belum lama ini tayang di bioskop. Adegan yang Nda maksud itu adalah waktu Phil Foster (Steve Carell) lagi didalam mobil sama istrinya, Claire (Tina Fey). Mereka itu abis kejar-kejaran sama 2 polisi jahat yang mengira mereka orang lain. Nah dimobil itu akhirnya mereka ngomongin soal perceraian sahabatnya yang cukup mengejutkan (secara slama ini pernikahan mereka kliatan ok aja). Nda lupa deh dialog tepatnya, tapi intinya si Phil ini nanya ke istrinya apa pernah punya pikiran untuk ninggalin dia. Si Claire jawab (kurang lebih) begini, 'bahkan dalam imajinasi terliar gw, ga pernah kepikiran itu. Yang ada cuma pengen 1 hari aja sendirian dikamar hotel tanpa harus sibuk mikir n ngurusin orang lain kecuali diri gw sendiri.' And you know what.. waktu Nda nonton itu di 21, itu adegan kena banget dihati. Karna seringkali Nda pengen banget bisa begitu. Dan Nda sadar betul bahwa keinginan itu bukan tanda bahwa Nda ga cinta sama keluarga atau pengen lepas dari tanggung jawab. Sama sekali ngga. Cuma pengen mengistirahatkan pikiran dan jiwa aja. Ga lebih dari itu. Tapi klo ada yang menganggap itu salah, ya terserah. I'm just trying to be honest.
Anyway.. Nda cuma bisa berdoa supaya si kakak (juga Nda sendiri plus orang-orangy yang saat ini sedang merasa 'lelah') bisa cepet pulih dari lelahnya dan kembali meneruskan perjalanan sampai tiba waktunya nanti. Dan semoga ALLAH selalu bersama kita semua dalam setiap perjalanan itu. Amiin ..
^_^
waduh aku belum pernah nonton itu
ReplyDeletelucu banget deh filmnya =)
ReplyDelete