26 May 2010

Kebaikan Lewat Segelas Susu

Nda dapet cerita ini dari salah satu temen milis (menurut temenku dia dapat dari milis lain juga ^_^)

Semoga bisa menginspirasi..


By : Danu Kuswara
 
Suatu hari, anak seorang lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, yang biasanya dia lakukan di komplek-komplek perumahan Rumah Dinas, kehabisan uang . Dan kondisinya saat itu dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi, anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda – seperti seorang istri pejabat - membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, dia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar. Oleh karena itu, dia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat dan lahap. Kemudian, dia bertanya, “ Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini?” Wanita itu menjawab, “Kamu tidak perlu bayar apa pun. Ibu kami mengajarkan tidak menerima bayaran untuk kebaikan,” kata wanita itu menambahkan. Kemudian, anak lelaki itu menghabiskan susunya dan berkata, “ Dari dalam hatiku, aku berterima kasih dan sangat bersimpati kepada Ibu muda ini, dia tidak sombong sekali pun istri pejabat.”

Sekian tahun kemudian, wanita muda dahulu (yang kini sudah agak lanjut usianya) tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya penyakit komplekasinya, apalagi saat ini ia berstatus janda pensiunan pegawai pemerintahan. Atas saran dari keluarganya, mereka mengirimnya ke kota besar tempat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langkanya tersebut. Akirnya, dengan menjual barang-barang yang tersisa dan dengan bantuan para keluarga dan sahabatnya sesama pensiunan, berangkatlah wanita tersebut ke kota .

Di Rumah Sakit, dr. Tatang Sutarman dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Saat dia mendengar kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dr. Tatang Sutarman. Dia segera bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah putih kedokteran, dia menemui si wanita itu. Dia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Kemudian, dia kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.

”Pokoknya, ibu tersebut harus sembuh,”demikian obsesinya. Mulai hari itu, dia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita tersebut.
Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya setelah lebih dari tiga bulan diperoleh kemenangan…. Wanita itu sembuh! Kemudian, dr. Tatang Sutarman meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan wanita itu kepadanya. Dr. Tatang Sutarman melihatnya dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, lalu mengirimkannya ke kamar pasien.

Ia yakin bahwa ibu ini tidak akan mampu membayar tagihan tersebut. Usaha yang dirintis bersama suami (almarhum) ketika memasuki masa pensiun gagal karena ditipu orang, demikian cerita si ibu kepada dr. Tatang beberapa waktu lalu. Hal ini yang membuatnya jatuh miskin, dengan seorang anak yang saat ini juga enganggur.

Lembar tagihan itu akhirnya sampai ke tangan ibu malang itu. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut. Dia sangat yakin bahwa dia tak akan mampu membayar tagihan tersebut, walaupun harus dicicil seumur hidupnya.

Akhirnya, dia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Dia membaca tulisan yang berbunyi…..:
“Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu!”

Tertanda,
Dr. Tatang Sutarman
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KENIKMATAN BERBAGI

Teman dan sahabat, menilik kisah di atas, memberi berarti melakukan inisiatif pertama tanpa mengharapkan balasannya, karena apa yang dilakukan telah diperhitungkan oleh Sang Maha Kuasa sebagai bagian dari kepedulian dan kecintan terhadap sesamanya.

Para psikolog di Eropa telah melakukan serangkaian percobaan longitudinal dan menarik kesimpulan bahwa orang yang selalu memberi tanpa berharap balasan, ternyata memiliki daya tahan mental yang tinggi, lebih mampu menghadapi cobaan hidup, dan terhindar dari penyakit-penyakit yang diakibatkan stres.

Suatu ketika Rasulullah SAW pernah bersabda,”Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Pernyataan ini mengindikasikan bahwa memberi lebih baik dari menerima. Akan tetapi, tidak selamanya pemberian selalu lebih baik dari penerimaan. Di mataSang Maha Pencipta, bukan besar atau kecilnya pemberian yang membuat pemberian itu itu berharga, tetapi keikhlasan kitalah yang menentukan nilai pemberian itu.

Semakin ikhlas, semakin besar nilai suatu suatu pemberian di sisi-Nya. Tentang hal ini Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang dermawan itu dekat dengan kebenaran dan dengan sesama makhluk. Sedangkan orang yang kikir itu jauh dari kebenaran dan dari sesama makhluk. (Al Hadits)

Hidup di dunia sering membuat panik. Rezeki sempit, posisi sulit, dan kondisi yang serba tidak stabil seringkali membuat manusia galau. Untuk menghilangkan kegalauan hati, manusia perlu mencari rahmat dan pahala Allah, Tuhan yang Maha Kuasa. ”Rahmat yang membuat hati merasa berkecukupan. ”Pahala” yang membuat jiwa menjadi gembira.

Hanya manusia yang mempunyai kedalaman iman dan ketawakalan yang kuat yang tidak pernah galau dan sedih terhadap dunia ini. Ia tidak pernah merasa khawatir menghadapi hari esok, karena ia tahu Allah menjamin rezeki hamba-Nya. Ia mendahulukan perniagaan dengan Allah, sebab yakin terhadap janji Allah yang akan mengantinya dengan balasan yang terbaik.

Karenanya, kini saatnya, bagi setiap kita untuk membuktikan janji Allah dalam berbagi, dalam berinfak. Dengan berbagi atau berinfak, kita akan mendapatkan pahala-Nya. Juga, dengan berbagi, dengan berinfak, segala kegalauan, kerisauan, kesedihan, dan kegundahan hati akan dihilangkan. Bukankah ini sebuah kabar gembira bagi Anda yang selalu resah?

No comments:

Post a Comment

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^