4 Feb 2009

Emak, sang Wanita Perkasa

Beberapa waktu yang lalu rasanya Nda pernah menulis tentang emak -entah dimana nulisnya- . Yaa.. for reminder, emak ini adalah pedagang asongan di stasiun Kebayoran. As you can see.. dagangannya itu ga banyak. Cuma lepet dan bacang -yang dia buat sendiri- , dodol, kacang emping dan telor asin -titipan orang-.

Emak ini dagang di peron setiap 2 hari sekali. Rumahnya jauh loohh!! Diparung panjang. Itu pun masih harus kedalam kampung. Yang kalau sudah terlalu malam, bahkan ojek pun ga mau nganter. Kalau sudah begitu, terpaksa emak tidur di stasiun Parung Panjang. Dan itu sering juga terpaksa dia lakukan. Taulah... kereta kita ini kan masih banyak ngaretnya.

Emak ini janda tanpa anak. Masih ada sih saudaranya, tapi dia memilih tinggal sendiri dan tidak mau merepotkan siapa-siapa. Kalau ga lagi jualan, emak ngaji di dekat-dekat rumahnya. Emak bilang, klo jauh-jauh, nanti kemaleman, susah pulangnya. Udah gitu mahal ongkosnya.

Sore itu Nda ambil foto emak candid. Nda pengen banget ngasih liat sosok orang tua yang masih mandiri dalam segala keterbatasan yang dia miliki. Apalagi, baru kali ini Nda tiba di stasiun sebelum matahari tenggelam. Jadi kan Nda bisa lihat sendiri, bagaimana emak duduk di pinggir tong sampah seperti itu. Biasanya, Nda selalu liat emak bersandar di salah satu tiang tempat duduk yang ada diperon. Waktu Nda tanya kenapa ga ditempat biasa, emak bilang bahwa kalau masih sore, dilarang sama PKD -macam satpam stasiun dan kereta gitu deh-. Suatu hal aneh sebenarnya. I mean, apa bedanya sore dan malam?? Toh semua orang yang menunggu kereta sama sekali tidak keberatan -bahkan tak peduli- kalau emak ikut duduk di kursi tunggu peron. Emak pasrah. Baginya, yang penting dia masih diijinkan mencari rupiah disitu. Dekat tempat sampah itu, dia bisa bersandar. Karna punggung tuanya tidak lagi sekuat dulu.

Ahhhh... betapa tangguhnya emak. Selama kenal dia, Nda ga pernah denger dia ngeluh. Mau ujan, mau panas, mau harga sembako naik, semuanya ditanggapi dengan senyum. Mengagumkan bukan?! Apa kita, yang muda, bisa menjadi sosok setangguh emak?! Sungguh Nda malu dengan segala kekurang bersyukurnya diri ini atas segala kelebihan yang telah BELIAU karuniakan. Rumah yang hangat, Bunda yang menyayangi Nda tanpa batas, adik yang walaupun menjengkelkan, tapi bisa ngangeni. Sahabat yang selalu ada. Banyak lah pokoknya. Tapi ada saja yang Nda keluhkan pada BELIAU.

Nda berdoa, agar emak diberi panjang umur dan kesehatan yang baik, sehingga tetap bisa menjadi contoh bagi kami yang muda ini.

^_^




No comments:

Post a Comment

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^