7 Nov 2006

Kelebihan dalam Kekurangan

Semalem aku nonton Kick Andy di Metro TV (One of my fav tv program). Tamu di sesi pertama adalah sepasang ibu dan anaknya. Sang ibu sudah tampak sangat renta. Entah karna memang usia, atau karena perjuangan hidup yang dilakukannya. Bagaimana tidak, ia sudah harus menjadi janda di usia yang masih terbilang muda. Suaminya meninggal setelah menyelamatkan anak mereka (Buyung) yang hanyut disungai sedang dua lainnya meninggal karna campak.

Untuk menyambung hidup. Ibu dan anak ini harus menjual sapu lidi buatan sendiri. Membuat sesuatu dan menjajakannya sendiri tentu suatu hal lumrah. Tapi sangatlah luar biasa ketika itu dilakukan oleh orang yang mempunyai kekurangan fisik, Ya seperti si BUYUNG. Ia tidak bisa melihat alias buta, dikarenakan penyakit campak yang dideritanya semasa kecil.

Buyung yang buta diajari oleh ibunya untuk membuat sapu lidi dari bahan yang didapat disekitar rumah mereka di Desa Guguak. Yang lebih menakjubkan adalah cara mereka menjual sapu2 tersebut. Setiap harinya Buyung harus menarik gerobak beratap buatannya sendiri. Mungkin terdengar mustahil bagaimana seorang buta bisa menarik gerobak. Tapi sesuatu yang tampak mustahil untuk kita yang normal adalah tidak mustahil bagi mereka yang kekurangan (selama mereka mau berpikir).
Jadi, Buyung yang menarik gerobak sementara Amai Nila yang menjadi navigatornya dibelakang. Amai-lah yang menjadi penunjuk jalan bagi Buyung agar ia tidak salah jalan, agar ia tidak celaka. Walaupun ada saat dimana Tuhan menguji mereka dengan rintangan dijalan. Setiap hari mereka harus berjalan berkilo-kilo untuk menjajakan sapu yang dihargai 5 ribu per buahnya.
Seperti juga penjual lain, ada masa dimana mereka berhasil membawa cukup uang. Sedang dilain waktu mereka hanya bermandi peluh. Bagi mereka, walaupun susah, hidup harus dijalani. Jika memang ada yang berbelas kasih, maka akan mereka terima dengan senang hati. Tapi PANTANG untuk mengulurkan tangan dan meminta.

Sungguh suatu sikap yang patut di Puji dan diteladani. Bagaimana tidak, saat ini banyak sekali orang yang sehat dan lengkap secara fisik namun lebih memilih cara mudah untuk mendapat rejeki. Bahkan tak jarang dengan merugikan orang lain. Sungguh suatu sikap melecehkan Tuhan. Bukankah setiap apa yang ada pada diri kita merupakan pemberian-Nya yang tentunya untuk dikembalikan pada-Nya.

Seharusnya kita bercermin kepada Amai Nila yang masih berusaha demi anaknya. Cintanya yang besar pada Buyung-lah yang membuatnya bertahan. Cinta-nya lah yang membuat Amai bekerja keras yang mengajak Buyung serta, berusaha berdua demi kehidupan sehari-harinya. Tidak seperti sebagian orang tua yang meninggalkan anaknya yang cacat, atau lebih buruk, memanfaatkan kekurangan anaknya itu untuk mendapat uang dengan mudah.

Mereka adalah manusia2 sederhana dengan sejuta ketegaran. Yang membiarkan masa lalu sebagai cermin untuk berlaku lebih baik; yang menjadikan kehidupan hari ini sebagai perjuangan maksimal; dan membiarkan hari esok menjadi milik mentari esok hari.

-------my room, 02 Nov 06-----------

No comments:

Post a Comment

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^