Teman... Jika saya menyebutkan kata KENEK, apa yang terlintas dalam pikiran anda??
Waktu saya tanya ke teman, jawabannya adalah: Metromini, Kopaja, Bis, galak,kasar, cempreng, dekil, ga sopan, mata duitan. Ga ada bagus-bagusnya kan?? So, how about you guys?? Apa kalian berpikiran sama dengan teman saya??
Hmmm.. saya ga bisa menyalahkan kalau kalian berpendapat sama, karna memang kebanyakan kenek seperti itu. Suka kasar klo minta ongkos, suka kurang klo ngembaliin kembalian, berisik klo udah teriak-teriak, ga peduli sama kuping kita yang udah setengah budek dengerin teriakannya. Belum lagi kenek yang suka memaksa kita untuk terus bergeser, padahal itu bis udah penuuuuuuuuuh banget. Berdiri aja udah susah.
Tapi guys.. pagi tadi saya mendapati seorang kenek yang jauh dari kriteria diatas. Beneran deh. Ceritanya, seperti biasa, setelah turun dari kereta, saya meneruskan perjalanan ke kantor dengan metromini. Nomer berapa aja, pokoknya yang ke blok m dan melewati pasar mayestik.
Tadi pagi, begitu keluar peron, saya dapati beberapa metromini yang ngetem. Rata-rata semuanya masih cukup kosong (yaaah paling tidak klo pun ga dapet tempat duduk, berdirinya masih cukup enak lah), dan masing-masing keneknya berpromosi bahwa masih ada bangku kosong di metromininya. Pagi ini saya ga ambil pusing kosong apa ga, soalnya udah telat , mana harus ke bank dulu, jadi.. naiklah saya ke metromini yang terdekat dengan saya, yang berada dideretan depan. Dan sesuai dengan promosi sang kenek, metronya masih kosong, kosong untuk berdiri karna semua bangku sudah terisi.
Disitulah keruntuhan pendapat tentang semua hal negatif tentang kenek dimulai. Diawali ketika sang kenek -pria berambut sedikit panjang dengan kumis dan senyum ramah- meminta ongkos kepada para penumpang. Setiap menerima uang ataupun memberikan kembalian, kenek itu selalu mengucapkan terima kasih. Hal yang sangat jaraaaaaaaaang sekali terjadi didunia perkenekan.
Ketika sampai padaku (tadi itu, saya adalah penumpang pertama yang berdiri yang ia mintai ongkosnya), selain mengucapkan terima kasih ketika menyerahkan kembalian, dia juga minta maaf. Mau tau, maaf untuk apa?? Dia bilang begini,"Maaf ya mbak, mbaknya berdiri, padahal tadi saya bilang masih ada bangku kosong." Sumpah saya syok... seumur-umur baru kali ini ada kenek sopan begini. Waktu dia berjalan ke bagian depan bis, dia pun permisi dengan sopan. Ga asal jalan sradak sruduk. Pokoknya sopan deh.
Sampe di sabang, rupanya ada beberapa orang yang turun. Dan dengan sopan, mas-mas kenek itu menghampiri satu-satu penumpang yang masih berdiri kemuan mempersilahkan duduk. Dan kalian yang biasa ngebis pasti tau bahwa ada juga tipikal penumpang yang ga mau geser. Yang tetep kekeuh duduk ditempatnya, sama sekali ga mau ngalah. Ga peduli yang mau duduk tuh gede badannya (like me ) atau yang mau duduk tuh bawa banyak tentengan yang susah diajak kompromi. Tadi pun ada penumpang yang seperti itu and you know what, mas kenek itu bisa lho, ngerayu penumpang (bapak-bapak berwajah cemberut) untuk mau bergeser. Keren kan?!?!? FYI, dia ga pake marah or ngomong kasar, tapi dengan baik dan sopan.
Waktu saya tanya ke teman, jawabannya adalah: Metromini, Kopaja, Bis, galak,kasar, cempreng, dekil, ga sopan, mata duitan. Ga ada bagus-bagusnya kan?? So, how about you guys?? Apa kalian berpikiran sama dengan teman saya??
Hmmm.. saya ga bisa menyalahkan kalau kalian berpendapat sama, karna memang kebanyakan kenek seperti itu. Suka kasar klo minta ongkos, suka kurang klo ngembaliin kembalian, berisik klo udah teriak-teriak, ga peduli sama kuping kita yang udah setengah budek dengerin teriakannya. Belum lagi kenek yang suka memaksa kita untuk terus bergeser, padahal itu bis udah penuuuuuuuuuh banget. Berdiri aja udah susah.
Tapi guys.. pagi tadi saya mendapati seorang kenek yang jauh dari kriteria diatas. Beneran deh. Ceritanya, seperti biasa, setelah turun dari kereta, saya meneruskan perjalanan ke kantor dengan metromini. Nomer berapa aja, pokoknya yang ke blok m dan melewati pasar mayestik.
Tadi pagi, begitu keluar peron, saya dapati beberapa metromini yang ngetem. Rata-rata semuanya masih cukup kosong (yaaah paling tidak klo pun ga dapet tempat duduk, berdirinya masih cukup enak lah), dan masing-masing keneknya berpromosi bahwa masih ada bangku kosong di metromininya. Pagi ini saya ga ambil pusing kosong apa ga, soalnya udah telat , mana harus ke bank dulu, jadi.. naiklah saya ke metromini yang terdekat dengan saya, yang berada dideretan depan. Dan sesuai dengan promosi sang kenek, metronya masih kosong, kosong untuk berdiri karna semua bangku sudah terisi.
Disitulah keruntuhan pendapat tentang semua hal negatif tentang kenek dimulai. Diawali ketika sang kenek -pria berambut sedikit panjang dengan kumis dan senyum ramah- meminta ongkos kepada para penumpang. Setiap menerima uang ataupun memberikan kembalian, kenek itu selalu mengucapkan terima kasih. Hal yang sangat jaraaaaaaaaang sekali terjadi didunia perkenekan.
Ketika sampai padaku (tadi itu, saya adalah penumpang pertama yang berdiri yang ia mintai ongkosnya), selain mengucapkan terima kasih ketika menyerahkan kembalian, dia juga minta maaf. Mau tau, maaf untuk apa?? Dia bilang begini,"Maaf ya mbak, mbaknya berdiri, padahal tadi saya bilang masih ada bangku kosong." Sumpah saya syok... seumur-umur baru kali ini ada kenek sopan begini. Waktu dia berjalan ke bagian depan bis, dia pun permisi dengan sopan. Ga asal jalan sradak sruduk. Pokoknya sopan deh.
Sampe di sabang, rupanya ada beberapa orang yang turun. Dan dengan sopan, mas-mas kenek itu menghampiri satu-satu penumpang yang masih berdiri kemuan mempersilahkan duduk. Dan kalian yang biasa ngebis pasti tau bahwa ada juga tipikal penumpang yang ga mau geser. Yang tetep kekeuh duduk ditempatnya, sama sekali ga mau ngalah. Ga peduli yang mau duduk tuh gede badannya (like me ) atau yang mau duduk tuh bawa banyak tentengan yang susah diajak kompromi. Tadi pun ada penumpang yang seperti itu and you know what, mas kenek itu bisa lho, ngerayu penumpang (bapak-bapak berwajah cemberut) untuk mau bergeser. Keren kan?!?!? FYI, dia ga pake marah or ngomong kasar, tapi dengan baik dan sopan.
Hmmm.. sungguh pengalaman yang luar biasa. Dan benarlah pepatah lama itu "Don't Judge a Book by It's Cover"
Ass. W.W.
ReplyDeleteBegitu pekanya perasaanmu Nda, sampai kehidupan kenek bispun anda paham, salut buatmu, bagaimana dengan sopirnya yang ugal-ugalan? Selamat memahami mereka ya
horas bah! pak sopir.
Wass.
:) Bukan peka Pak. Hanya mencoba peka. Biar hidup Nda semakin berwarna. About supir ugal-ugalan?? Tergantung mood.Moodnya baik, bicara baik. Moodnya jelek, turun aja dari bis n ganti bis lain.
ReplyDelete