21 Dec 2009

Tahun Baru-ku di ABHIMATA

Minggu lalu, tepatnya tanggal 18 Desember 2009, kan libur tuh. Libur dalam rangka Peringatan Tahun Baru 1431 H. Biasanya nih ya, ga ada perayaan apa-apa. Ya cuma dirumah aja. Tapi kali ini, ada yang berbeda nih.

Kali ini, Nda merayakannya dengan ikutan acara amal sama temen-temen di FDWL dan tentunya Loving Moms (ini acara mereka, kita sih nebeng :D) untuk berbagi bersama anak panti asuhan ABHIMATA di Bintaro.



Jangan tanya acaranya apa aja ya. Coz Nda tidak sungguh-sungguh menyimak. Saat yang lain sedang mengikuti acara satu demi satu, Nda asik sendiri di ruang bayi. Menjelajah ruang yang bayi, berkunjung dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain. Disana ada Brama, ada Gery (yang lengket banget sama mami Vin n her hubby), ada Anthony, ada Beniq (yang punya kelainan mata),  ada Intan, and off course ada Rudy (my fav).


Macem-macem deh, bayi-balita disana. Ada yang cengeng, ada yang langsung minta perhatian, ada yang cuek dan sibuk dengan mainannya. But above all, mereka tetaplah anak-anak yang butuh kasih sayang. Seceria apapun mereka, tetap aja, jika diperhatikan lebih dekat, lebih seksama, ada sendu dimata mereka, ada kekosongan disana. Yang tentunya, hanya bisa diisi oleh sosok yang bernama orang tua. Sungguh, ini bukan bermaksud mengecilan peran para pengurus panti. Apa yang mereka lakukan, saya yakin sudah sangat maksimal. Tapi tetap saja, sosok orang tua itu, tidak akan tergantikan.

Lebih terharu lagi waktu mau pulang, dari ruang bayi menuju keluar tuh melewati semacam dapur bersih. Disana ada beberapa kursi kecil. Rupanya itu tempat mereka makan -selain ruang makan yang sudah ada-. Tiap 1 pengasuh menyuapi 3-4 orang anak. Waktu Nda melongok, salah satu anak disitu dengan mulut penuh nasi mengatakan sesuatu. Berhubung ga ngerti, Nda cuma senyum sambil bilang 'nasi yang dimulut harus habis dulu lho, baru boleh bicara'. Nah, sama mba yang nyuapin, diterjemahinlah kata-kata si anak tadi -yang akhirnya kutau namanya Dimas-. Jadi, dia tuh bilang, 'aku anaknya mba ...' (Nda lupa nama yang disebutkan). Mungkin si mba pengurus melihat kebingunganku, akhirnya dia jelasin. Anak-anak disini mengakui mba yang mengurus itu sebagai ibunya. Misalnya dia sehari-hari diurus sama mba Ani, ya dia bilang aku anaknya mba Ani.  Nyesss. Rasanya ada nyeri di hati mendengar penuturan mba pengurus ini.

Ya Rabb...
Semoga akan selalu ada, orang-orang berhati emas -apapun agama dan suku mereka-yang peduli dengan mereka. Anak-anak tak berdosa yang terbuang karna keadaan. Bukankah kesusahan dan kesengsaraan tak memandang agama dan suku? Bisa terjadi kepada siapa saja kan??








No comments:

Post a Comment

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^