“Ukuran tubuhmu tidak penting; ukuran otakmu agak penting; ukuran hatimu adalah yang paling penting.”
B.C. Gorbes
Petatah petitih itu aku baca sebagai pembuka sebuah cerita yang ada disalah satu buku Chicken Soup milik teman kantorku. Disitu diceritakan bagaimana seorang bocah lelaki yang sebenarnya secara fisik (berat badan terutama) kurang memenuhi syarat untuk menjadi anggota tim football disekolahnya. Namun karna kepercayaan yang telah diberikan pelatihnya kepadanya pada suatu pertandingan (karna ada seorang pemain yang cedera), dia mampu bertahan melawan pemain lawan yang berat badannya 2 kali berat badannya sendiri. Walaupun pada akhirnya tim mereka tetap kalah, tapi bocah tersebut ‘menang’ karna bertahan dan menyelesaikan apa yang telah dipercayakan padanya. Dia tidak menjadikan kekurangannya sebagai penghalang untuk menyelesaikan ‘tugas’ yang dipercayakan padanya.
Untukku, kisah itu cukup menjadi support. Kenapa? Karna walaupun beda kasus, tapi masalah kami serupa, yaitu masalah berat badan. Kalau dia kekurangan berat badan, kalau aku justru kelebihan. Dari kecil aku termasuk anak berbadan bongsor, tapi tidak terlalu ndut tapi sejak menstruasi-ku yang pertama, aku bertambah ndut. Mungkin karna perubahan hormon plus kurangnya olahraga (hehehe…males bgt deh aku).
Saat puber, aku berusaha keras untuk bisa menjadi kurus. Darimulai puasa senen-kemis, jalan kaki, sampai minum suplemen (kalau yang ini aku ngumpet2, takut ketahuan bunda). Tapi entah mengapa berat-ku ini tidak juga berkurang, kalaupun berkurang hanya sedikit. Sampai akhirnya aku menyerah.
Dulu, aku sedih, bt, kesel karna kegemukanku ini sering dijadikan bahan lelucon oleh teman-temanku. Seperti misalnya kalau naik angkot trus mogok, pasti dibilang kelebihan beban. Yaaa…..something like that deh… Kalau udah gitu, langsung deh pasang muka cemberut, tapi lama2 bosen juga. Abis bukannya diem, temen-temenku malah semakin menggoda.
Alhamdulillahnya, Allah memberiku otak yang yaa….agak lumayan dech…. Paling ga, setiap tahun masuk sepuluh besar bahkan pernah masuk lima besar. So….paling ga’ aku punya ‘kelebihan’ lain selain kelebihan berat badan. Selain itu, aku belajar untuk menerima kekurangan diriku dan mencintai diriku apa adanya. Gimana kita bisa bikin orang suka sama kita klo kita sendiri ga suka sama diri sendiri. Intinya adalah mensyukuri apa yang aku punya saat ini. Bener ga??
Nah……..beberapa waktu lalu, aku membaca buku, yang salah satu tulisannya adalah mengenai bentuk penampilan. Dibuku itu dikatakan bahwa ‘jika kita tidak bahagia akan diri sendiri, biasanya penyebabnya adalah kita terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain’ Dan itu adalah ulah media.
Uhmmm……klo dipikir-pikir, bener juga sih. Secara ga langsung, apa yang kita dengar dan lihat, akan mempengaruhi pola pikir kita. Bukankah saat ini hampir semua sinetron di tv mempelihatkan aktris dengan tubuh indah berbalut busana seksi. Dengan melihatnya tiap hari, ya ga heran klo yang jadi patokan kita adalah mereka. Yang lebih ironisnya lagi, saking pengennya seperti mereka (dalam hal penampilan tentunya) banyak orang yang rela ‘menyiksa diri’. Dari mulai sedot lemak, operasi plastik, suntik silikon, dll. Belum lagi dana yang harus mereka keluarkan. Dari ratusan ribu sampai ratusan juta. Demi penampilan lahiriah, mereka sampai2 ga peduli dampak or bahaya dari tindakan itu. Coba inget2 deh, sudah berapa orang yang meninggal karna suntik silikon yang dilakukan secara ‘ilegal’.
Sebegitu berharganya-kah penampilan luar sehingga orang berani ‘gambling’ dengan nyawa??
Bukankah sebaiknya kita menjadi diri kita sendiri. Bukankah banyak hal yang lebih berharga dan lebih layak diperjuangkan daripada penampilan fisik??
So gals……stop comparing urself with others. Mulailah pagi hari dengan memandang diri kita dalam cermin. Bukankah jika kita teliti, kita akan menemukan banyak hal untuk disyukuri dari diri kita? Dimulai dengan mensyukuri tubuh kita yang normal tanpa cacat, mensyukuri seluruh indera kita yang berfungsi normal. Pokoknya….pusatkan diri kamu pada hal-hal yang perlu anda syukuri. Dengan mensyukuri nikmat Tuhan-mu, maka kamu akan bisa menerima dirimu apa adanya, karna bukankah Tuhan selalu memberi yang terbaik???
And satu lagi, orang yang pinter, berhasil dalam bidang yang digelutinya, ga selalu cantik, ga selalu tampan, dan berbadan bak model ibukota dan ga selalu sempurna secara fisik. Banyak contoh kok. Coba liat gimana gemuknya Hughes, tapi berhasil jadi presenter kondang kan? Gimana dengan Ucok Baba? Tuh, mereka itu bukti bahwa penampilan bukan segalanya!!
Remember that Kecantikan hati much…much..much..much….much…and much better dari sekedar penampilan lahir kamu.
Cheer Up !!!!
B.C. Gorbes
Petatah petitih itu aku baca sebagai pembuka sebuah cerita yang ada disalah satu buku Chicken Soup milik teman kantorku. Disitu diceritakan bagaimana seorang bocah lelaki yang sebenarnya secara fisik (berat badan terutama) kurang memenuhi syarat untuk menjadi anggota tim football disekolahnya. Namun karna kepercayaan yang telah diberikan pelatihnya kepadanya pada suatu pertandingan (karna ada seorang pemain yang cedera), dia mampu bertahan melawan pemain lawan yang berat badannya 2 kali berat badannya sendiri. Walaupun pada akhirnya tim mereka tetap kalah, tapi bocah tersebut ‘menang’ karna bertahan dan menyelesaikan apa yang telah dipercayakan padanya. Dia tidak menjadikan kekurangannya sebagai penghalang untuk menyelesaikan ‘tugas’ yang dipercayakan padanya.
Untukku, kisah itu cukup menjadi support. Kenapa? Karna walaupun beda kasus, tapi masalah kami serupa, yaitu masalah berat badan. Kalau dia kekurangan berat badan, kalau aku justru kelebihan. Dari kecil aku termasuk anak berbadan bongsor, tapi tidak terlalu ndut tapi sejak menstruasi-ku yang pertama, aku bertambah ndut. Mungkin karna perubahan hormon plus kurangnya olahraga (hehehe…males bgt deh aku).
Saat puber, aku berusaha keras untuk bisa menjadi kurus. Darimulai puasa senen-kemis, jalan kaki, sampai minum suplemen (kalau yang ini aku ngumpet2, takut ketahuan bunda). Tapi entah mengapa berat-ku ini tidak juga berkurang, kalaupun berkurang hanya sedikit. Sampai akhirnya aku menyerah.
Dulu, aku sedih, bt, kesel karna kegemukanku ini sering dijadikan bahan lelucon oleh teman-temanku. Seperti misalnya kalau naik angkot trus mogok, pasti dibilang kelebihan beban. Yaaa…..something like that deh… Kalau udah gitu, langsung deh pasang muka cemberut, tapi lama2 bosen juga. Abis bukannya diem, temen-temenku malah semakin menggoda.
Alhamdulillahnya, Allah memberiku otak yang yaa….agak lumayan dech…. Paling ga, setiap tahun masuk sepuluh besar bahkan pernah masuk lima besar. So….paling ga’ aku punya ‘kelebihan’ lain selain kelebihan berat badan. Selain itu, aku belajar untuk menerima kekurangan diriku dan mencintai diriku apa adanya. Gimana kita bisa bikin orang suka sama kita klo kita sendiri ga suka sama diri sendiri. Intinya adalah mensyukuri apa yang aku punya saat ini. Bener ga??
Nah……..beberapa waktu lalu, aku membaca buku, yang salah satu tulisannya adalah mengenai bentuk penampilan. Dibuku itu dikatakan bahwa ‘jika kita tidak bahagia akan diri sendiri, biasanya penyebabnya adalah kita terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain’ Dan itu adalah ulah media.
Uhmmm……klo dipikir-pikir, bener juga sih. Secara ga langsung, apa yang kita dengar dan lihat, akan mempengaruhi pola pikir kita. Bukankah saat ini hampir semua sinetron di tv mempelihatkan aktris dengan tubuh indah berbalut busana seksi. Dengan melihatnya tiap hari, ya ga heran klo yang jadi patokan kita adalah mereka. Yang lebih ironisnya lagi, saking pengennya seperti mereka (dalam hal penampilan tentunya) banyak orang yang rela ‘menyiksa diri’. Dari mulai sedot lemak, operasi plastik, suntik silikon, dll. Belum lagi dana yang harus mereka keluarkan. Dari ratusan ribu sampai ratusan juta. Demi penampilan lahiriah, mereka sampai2 ga peduli dampak or bahaya dari tindakan itu. Coba inget2 deh, sudah berapa orang yang meninggal karna suntik silikon yang dilakukan secara ‘ilegal’.
Sebegitu berharganya-kah penampilan luar sehingga orang berani ‘gambling’ dengan nyawa??
Bukankah sebaiknya kita menjadi diri kita sendiri. Bukankah banyak hal yang lebih berharga dan lebih layak diperjuangkan daripada penampilan fisik??
So gals……stop comparing urself with others. Mulailah pagi hari dengan memandang diri kita dalam cermin. Bukankah jika kita teliti, kita akan menemukan banyak hal untuk disyukuri dari diri kita? Dimulai dengan mensyukuri tubuh kita yang normal tanpa cacat, mensyukuri seluruh indera kita yang berfungsi normal. Pokoknya….pusatkan diri kamu pada hal-hal yang perlu anda syukuri. Dengan mensyukuri nikmat Tuhan-mu, maka kamu akan bisa menerima dirimu apa adanya, karna bukankah Tuhan selalu memberi yang terbaik???
And satu lagi, orang yang pinter, berhasil dalam bidang yang digelutinya, ga selalu cantik, ga selalu tampan, dan berbadan bak model ibukota dan ga selalu sempurna secara fisik. Banyak contoh kok. Coba liat gimana gemuknya Hughes, tapi berhasil jadi presenter kondang kan? Gimana dengan Ucok Baba? Tuh, mereka itu bukti bahwa penampilan bukan segalanya!!
Remember that Kecantikan hati much…much..much..much….much…and much better dari sekedar penampilan lahir kamu.
Cheer Up !!!!
No comments:
Post a Comment
Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^