Hari terakhir di bulan Oktober.
Gosh! Ga terasa banget ya, besok kita udah masuk bulan baru. Hmm.. ada banyak pelajaran untuk saya bulan ini. Ada pelajaran tentang kehilangan, tentang penyerahan diri total pada BELIAU SANG PEMILIK HIDUP, tentang berprasangka baik, tentang janji. Macam-macamlah.
Pelajaran-pelajaran itu, ada yang memang benar-benar baru untuk saya. Tapi ada juga yang merupakan pelajaran lama, namun dikemas dalam kotak baru. Seperti yang satu ini.
Beberapa waktu sebelumnya, adik saya bercerita kalau uangnya hilang. Nah, seperti kebanyakan orang, saya dan mama pasti menyarankan dia untuk ikhlas. Tentunya setelah melayangkan sederet kalimat ini ;)
Nah.. sekitar semingguan dari kejadian itu.. giliran saya yang kehilangan. Kali ini saya kehilangan si W595 dan si esia saya. Telek banget kan? 2 hp dalam sehari. Eits.. jangan tanya dimana dan gimana ya, karna saya sendiri ga tau. Yang saya tau, waktu pagi di kantor klien (hari itu dari rumah langsung ke klien) saya masih telponan sama temen kantor. Dari kantor klien, saya masih mengunjungi 1 tempat lagi sebelum akhirnya balik ke kantor.
Mau marah, mau kesel, mau ngedumel, jelas itu hp belum tentu akan kembali. Marah pun, mau marah ke siapa, kecuali diri sendiri yang mungkin kurang hati-hati. Ingat kata bang Napi, 'Kejahatan tidak selalu terjadi karna niat, tapi juga kesempatan'.
Dan sorenya... sambil membalas imel dari klien dengan ditemani secangkir kopi, saya teringat ucapan Pak Mario, disalah satu momen, dahulu, waktu saya masih aktif di kegiatan MTSC. Saya lupa kalimatnya dengan tepat, intinya adalah 'apa yang kita sarankan akan diujikan ke kita'.
Logikanya kan saya harus bisa berlaku seperti yang saya katakan. Adalah tidak fair, menyarankan hal yang kita sendiri tidak mampu melakukannya. Ya kan?! Maka sore itu, dengan layar monitor dan secangkir kopi sebagai saksi bisu, saya berjanji untuk melakukan hal yang sudah saya sarankan ke adik saya. Ralat. Saya tidak berjanji, tapi saya Bertekad.
Hasilnya???
Hmmm.. tunggu posting berikutnya ya ;)
Gosh! Ga terasa banget ya, besok kita udah masuk bulan baru. Hmm.. ada banyak pelajaran untuk saya bulan ini. Ada pelajaran tentang kehilangan, tentang penyerahan diri total pada BELIAU SANG PEMILIK HIDUP, tentang berprasangka baik, tentang janji. Macam-macamlah.
Pelajaran-pelajaran itu, ada yang memang benar-benar baru untuk saya. Tapi ada juga yang merupakan pelajaran lama, namun dikemas dalam kotak baru. Seperti yang satu ini.
Beberapa waktu sebelumnya, adik saya bercerita kalau uangnya hilang. Nah, seperti kebanyakan orang, saya dan mama pasti menyarankan dia untuk ikhlas. Tentunya setelah melayangkan sederet kalimat ini ;)
'Kok bisa ilang?'
'ilang dimana?' padahal klo saya yang kehilangan, ditanya begini pasti bawaannya kesel *klo tau gimana dan dimana ilangnya , brarti bukan ilang dunk?*
'Lupa naro kali'
'Yakin ga lupa?'
'makanya ati-ati' dsb...dsb....Baik mama dan saya kurang lebih menyarankan hal yang sama 'Udah, ikhlasin aja. Belum rejeki kamu kali dek. Berdoa aja yang nemu atau yang ngambil emang perlu. Yakin aja klo Allah akan ganti dengan yang lebih baik.' Standar banget kan sarannya?!?!?
Nah.. sekitar semingguan dari kejadian itu.. giliran saya yang kehilangan. Kali ini saya kehilangan si W595 dan si esia saya. Telek banget kan? 2 hp dalam sehari. Eits.. jangan tanya dimana dan gimana ya, karna saya sendiri ga tau. Yang saya tau, waktu pagi di kantor klien (hari itu dari rumah langsung ke klien) saya masih telponan sama temen kantor. Dari kantor klien, saya masih mengunjungi 1 tempat lagi sebelum akhirnya balik ke kantor.
Mau marah, mau kesel, mau ngedumel, jelas itu hp belum tentu akan kembali. Marah pun, mau marah ke siapa, kecuali diri sendiri yang mungkin kurang hati-hati. Ingat kata bang Napi, 'Kejahatan tidak selalu terjadi karna niat, tapi juga kesempatan'.
Dan sorenya... sambil membalas imel dari klien dengan ditemani secangkir kopi, saya teringat ucapan Pak Mario, disalah satu momen, dahulu, waktu saya masih aktif di kegiatan MTSC. Saya lupa kalimatnya dengan tepat, intinya adalah 'apa yang kita sarankan akan diujikan ke kita'.
DEG! AHA!Meniru Oprah, jadilah saya dapatkan AHA momen saya. Yup!. Bukankan beberapa waktu sebelumnya, ketika adik saya kehilangan uangnya, saya memberi saran untuk ikhlas, untuk menerima, untuk yakin bahwa ini salah satu ujian, atau tempaan dari Allah. Bukan karna Allah tidak sayang, tapi justru karna Allah sayang. Mungkin ada kelalaian telah kita lakukan, sehingga cara terbaik untuk membuat kita tidak lagi lalai adalah melalui kehilangan. Bla..bla..bla... masih banyak kata-kata manis yang keluar dari mulut saya yang mungkin saat itu di dengar sebagai omong kosong oleh adik saya. Dan akan semakin menjadi Tong Kosong Nyaring Bunyinya klo saya tidak bisa berlaku seperti yang saya ocehkan kemarin.
Logikanya kan saya harus bisa berlaku seperti yang saya katakan. Adalah tidak fair, menyarankan hal yang kita sendiri tidak mampu melakukannya. Ya kan?! Maka sore itu, dengan layar monitor dan secangkir kopi sebagai saksi bisu, saya berjanji untuk melakukan hal yang sudah saya sarankan ke adik saya. Ralat. Saya tidak berjanji, tapi saya Bertekad.
Hasilnya???
Hmmm.. tunggu posting berikutnya ya ;)