11 Jan 2010

Aku dan Highheels (si orange)



Baca judulnya, pasti deh kalian ingat salah satu chicklit yang kalo ga salah pernah juga di filmkan. Itu loohh, yang judulnya 'Me VS Highheels'. Bener kaaaann?
 
Ga salah sihhh, tapi ada yang beda loh. Pertama, yang ini kisah pribadiku dan bukan rekaan. Plus, dalam cerita ini, ga ada hubungannya dengan cinta-cintaan atau apapunlah yang berhubungan dengan itu. Beneran deh.

Tulisan ini malah masih berkaitan dengan tulisanku sebelumnya tentang resolusi di tahun baru 2010 ini. Eits, jangan salah. Ber-highheels ria bukanlah resolusinya. Sama sekali bukan. Tapi .. aku kan ingin memberi kebebasan pada diri ini untuk melakukan banyak hal. Nah salah satunya memakai mahluk tak bernyawa bernama high heels ini.

Untuk mereka yang sudah cukup lama mengenalku pasti tau banget deh bahwa high heels adalah a BIG NO NO untukku. Selain karna posturku yang BESAR -yang tentunya akan menghambat gerak-ku-. Sebab lainnya adalah.. adanya sedikit masalah pada mata kaki kananku plus masalah pada tulang belakangku. Baik dokter maupun Mak Suprat -tukang urutku- sudah menitahkan untuk menghindari benda ini. Jadii..selama ini alas kaki yang ada dalam daftarku adalah sendal jepit dan sepatu teplek. Lain dari itu paling selom dengan hak 1 cm yang hanya berguna saat kondangan -dan kita semua taulah.. dalam 1 tahun hanya bulan-bulan tertentu saja yang ramai hajatan- plus wedges yang walaupun sedikit tinggi, tapi dia flat dan tidak membuat kaki menukik seperti high heels.

Entah mahluk mana yang merasukiku sampai terbujuk untuk membeli sepatu bertumit lebih dari 3 cm itu, tepat di hari natal, waktu ada reuni kecil-kecilan dengan beberapa teman SMA. Awalnya sahabatku yang naksir karna warnanya cocok sekali dengan seragam kantornya. FYI, dikantornya tiap pegawai perempuan harus berdandan rapi dan tampil cantik, plus no flip flop or slipper. Tapi sayangnya, sepatu itu tinggal 1 ukuran, yaitu ukuranku yang sedikit diluar kebiasaan :D. Coba mencoba jalan sedikit, kok beda ya. Akhirnya dalam sebentar saja,  si high heels orange sudah berpindah tangan >.<

Pemakaian perdana.. cukup sukses. Mengingat sungguh diluar kebiasaan. Kali itu aku memakainya langsung dari rumah. Tentunya dengan pandangan kuatir si mama. Ibu mana coba, yang ga kuatir, mengingat 'hobi' anaknya tuh jatoh dan terkilir bahkan ketika berjalan di bidang datar sekalipun.  So, dengan banyak sekali doa dalam hati, akhirnya aku bisa tiba dengan selamat dikantor.

Hmm.. memang ada sensasi berbeda waktu pake si orange ini. Seperti apa?! Well.. sedikit susah diungkapkan dengan kata-kata. Entah karena dengannya, aku merasa lebih 'tinggi, atau mungkin cuma aku aja yang norak. Secara itu pengalaman pertamaku. Terserahlah yang mana.

Apa si orange aku pakai seharian??? Ya enggalah. Gila aja!! Sensasinya belum sebegitu hebatnya sampai bisa membuatku bertahan memakainya seharian. Begitu sampai di kantor, dia harus rela digantikan dengan sandal karet. Apalagi beberapa hari setelah pemakaian perdana itu, aku dibuat deg-degan setengah mati gara-gara harus naik eskalator yang flat. Tau kann? Yang kayak di Giant atau Carefour? yang cuma bidang datang sedikit menanjaka atau menuru, tergantung tujuan kita.Sumpah, rasanya takut meluncur jatoh aja. Bukan rasa sakitnya yang tak tertahankan klo emang jatoh, tapi rasa malunya itu looohhh. Secara yang namanya mall kan rame banget pas jam makan siang. Jadi ceritanya hari itu aku harus ketemu klien. Dengan pertimbangan bahwa ketemunya cuma sebentar dan kesananya naik mobil, yang dengan santainya aku pake tuh si orange. Dan emang waktu ketemu klien sih ga menyiksa. Nahh pas lunch-nya itu. Asli lupa banget tuh klo mall tempat kita lunch cuma ada eskalator macam begitu. Lha wong baru sekali kesana. Mana ingetlahhhh!! Untungnyaa.. BELIAU masih sayang sama aku. Jadilah hari itu aku tidak mempermalukan diri sendiri dengan kepleset atau jatoh. Fiuhhh.

Anyway.. sekarang si orange duduk manis di kolong meja kerjaku. Yahh... besok-besok sih pasti akan kupake lagi lah. Tapi tentunya setelah benar-benar memastikan bahwa tempat yang kutuju memiliki eskalator normal, plus bahwa kepergianku itu tidak memakan waktu lama.

Hmmm .. paling tidak si orange ini sudah menambah daftar pengalamanku. Jadi ingat kata-kata orang-orang besar bahwa terkadang, bukan apa yang telah kita lakukan yang membuat kita menyesal, tapi apa yang tidak kita lakukan. 

My Sanctuary 10 Jan 10

No comments:

Post a Comment

Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^