Seorang yang kuanggap abang pernah berkata, 'sabar itu ga ada
batasnya dek.'. Mungkin memang benar begitu. Tapi saya.. cuma manusia
yang masih teramat banyak memiliki kekurangan, ya salah satunya
adalah.... seringkali kesabaran saya berbatas.
Hey...
bukan saya tidak belajar bersabar. Tapi rasanya.. semakin saya belajar..
semakin banyak hal yang bikin kesabaran itu semakin menipis.. bagai
kabut yang perlahan menghilang saat mentari semakin terik. Hmmm.. apa
doa-doa yang saya panjatkan ke langit, salah ya?? Mungkin harusnya bukan
berdoa meminta kesabaran atau kekuatan.. tapi berdoa meminta tak ada
masalah yang membutuhkan banyak sekali stok sabar. Bisakah????
Bisakah mengatur Tuhan untuk tidak memberikan atasan yang tidak mau mendengar, tidak mau melihat, dan tidak mau merasa?
Bisakan
mengatur Tuhan untuk membuat ingatan saya lebih baik, dan kelupaan ini
tidak menjadi kambing hitam dari segala anomali yang saya buat, pun
walau terjadi tanpa sengaja. I mean, tak satu mahluk di muka bumi ini
yang tidak pernah lupa kan???
Bisakah mengatur Tuhan untuk
tidak memberi klien membuat saya menunggu berjam-jam hanya untuk
sekedar menyampaikan sesuatu? Atau bisakah mengatur Tuhan untuk tidak
memberi klien yang mereka sendiri pun lupa.. kebijakan apa yang mereka
punya.
Dan karena saya merasa hal itu tidak bisa, karna
siapa saya, mengatur Tuhan sedemikan rupa?? Maka yang saya minta adalah
kesabaran. Tapi.. akhir-akhir ini.. saya sungguh merasa salah, berdoa
minta kesabaran. Well.. mungkin tidak sepenuhnya salah, tapi kurang
tepat ya. Sepertinya.. saya harus berhenti berdoa minta kesabaran.
Segera.