Nda itu jarang banget nonton film Indonesia. Bukan berarti tidak mencintai produk dalam negri. Sungguh bukan itu. Tapi dalam pikiranku yang sederhana ini, ada banyak sekali film buatan dalam negri yang tidak mencerminkan budaya timur yang sepanjang usianya, selalu digaungkan di negri ini. Tidak usahlah bicara mengenai upacara-upacara adat atau hal-hal yang tradisional, mari bicarakan sajatentang kebiasaan-kebiasaan umum yang selama ini beredar di masyarakat.
Ok, back to our movie. Nda nonton film ini disalah satu bioskop or should i say, satu-satunya bioskop yang ada di jantung ibukota propinsi kalbar. Dibaris depan Nda duduk, full dipenuhi oleh anak abg yang ribut sekali dengan sekali dengan candaan mereka. And you know what, film itu dibuka dengan scene dimana ada seorang wanita yang membuka kulkas, dengan baju tidur berwarna biru muda teramat tipis. Pose yang ditampilkan adalah menungging didepan kulkas. Diperlihatkan pula, bagaimana posisi payudara perempuan itu seandainya kita berada dalam kulkas dan melihatnya langsung. Sementara disebelah kulkas berderetlah 3 orang pria (angga, abi, eksa) dengan mimik wajah mupeng (sesuai judul film itu). Ternyata, semua hanya mimpi dari ke-3 sahabat yg tinggal di satu kosan. Yup mereka bertiga mengalami mimpi yang sama. Selanjutnya, mimpi itu ereka artikan sebagai pertanda dari TUHAN untuk kondisi menjemukan yang meraka alami sehubungan dengan status jomblo mereka.
Selanjutnya... dalam film itu mengalirlah adegan-adegan yang dapat dikatakan berbau pornografi. Mulai dari kedatangan mahasiswi baru -Rebecca- yang selalu berpakaian minim dan digambarkan sebagai objek fantasi para pria dikampus itu.
Adapula Tomi, mahasiswa tajir yang selalu berganti pasangan dalam bercinta (dan selalu menceritakan semuanya kepada 2 sahabatnya) like it was something you should pride of.
Terus dan teruslah mengalir adegan yang kurang lebih seperti itu.
Memang sih, ada satu maksud yang ingin disampaikan dalam film itu. Kurang lebihnya yang Nda tangkap adalah bagaimana kita harus berusaha mencari tau apa yang kita inginkan dalam hidup dan kemudian berusaha meraihnyai. Dalam film ini sih hal itu diceritakan melalui tokoh Angga yang akhirnya berusaha menyatakan isi hatinya (yang telah dipendam selama bertahun-tahun) pada teman kuliahnya, Andita. But still, ada yang membuat saya kurang sreg ketika pada akhirnya Angga melakukannya. Jadi ceritanya, Angga datang kerumah Andita yang ternyata sedang keluar bersama orang tua dan adiknya. Ketika Andita pulang, Angga pun langsung menyatakan isi hatinya, plus kata-kata yang kurang lebih begini:
"aku sudah lama ingin memeluk dan menciummu"
jawaban Andita kurang lebih begini:
"ya udah buktiin donk"
Apa Angga melakukannya? I mean, ada orang tua Andita loh disana (even agak jauh). And the answer is YES. He DID IT!!
Mau tau reaksi orang tua Andita??
They just smile and nod their head. Yup!! Cuma senyum dan menganggukan kepala.
Apa benar itu yang terjadi di masyarakat sekarang ini? In real life. Rasanya tidak kan?? Or at least tidak pada masyarakat pada umumnya. Lo bisa dimaki-maki klo berani kayak gitu. Apalagi klo baru jadian, or belom familiar sama ortu.
Ini yang Nda anggap tidak sesuai dengan budaya timur yang digaungkan selama ini. Lain dari itu, Nda rasa film ini tidak cocok jika dilihat oleh anak-anak abg yang masih labil dan belum bisa berpikir secara matang. Memang sih, di setiap loket tiket 21 sudah dituliskan bahwa ini untuk dewasa, tapi posternya yang lucu, plus bintang-bintang yang memang sudah dikenal bermain film komedi, membuat abg itu tertarik tanpa tau seperti apa ceritanya. Dan bukankah ketika kita membeli tiket pun tidak pernah ada pertanyaan 'umur berapa?', bahkan ketika yang membeli jelas-jelas berwajah abg.
Tidakkah ada keinginan dari semua (terutama yang sudah cukup umur) untuk melindungi generasi penerusnya??
Ok, back to our movie. Nda nonton film ini disalah satu bioskop or should i say, satu-satunya bioskop yang ada di jantung ibukota propinsi kalbar. Dibaris depan Nda duduk, full dipenuhi oleh anak abg yang ribut sekali dengan sekali dengan candaan mereka. And you know what, film itu dibuka dengan scene dimana ada seorang wanita yang membuka kulkas, dengan baju tidur berwarna biru muda teramat tipis. Pose yang ditampilkan adalah menungging didepan kulkas. Diperlihatkan pula, bagaimana posisi payudara perempuan itu seandainya kita berada dalam kulkas dan melihatnya langsung. Sementara disebelah kulkas berderetlah 3 orang pria (angga, abi, eksa) dengan mimik wajah mupeng (sesuai judul film itu). Ternyata, semua hanya mimpi dari ke-3 sahabat yg tinggal di satu kosan. Yup mereka bertiga mengalami mimpi yang sama. Selanjutnya, mimpi itu ereka artikan sebagai pertanda dari TUHAN untuk kondisi menjemukan yang meraka alami sehubungan dengan status jomblo mereka.
Selanjutnya... dalam film itu mengalirlah adegan-adegan yang dapat dikatakan berbau pornografi. Mulai dari kedatangan mahasiswi baru -Rebecca- yang selalu berpakaian minim dan digambarkan sebagai objek fantasi para pria dikampus itu.
Adapula Tomi, mahasiswa tajir yang selalu berganti pasangan dalam bercinta (dan selalu menceritakan semuanya kepada 2 sahabatnya) like it was something you should pride of.
Terus dan teruslah mengalir adegan yang kurang lebih seperti itu.
Memang sih, ada satu maksud yang ingin disampaikan dalam film itu. Kurang lebihnya yang Nda tangkap adalah bagaimana kita harus berusaha mencari tau apa yang kita inginkan dalam hidup dan kemudian berusaha meraihnyai. Dalam film ini sih hal itu diceritakan melalui tokoh Angga yang akhirnya berusaha menyatakan isi hatinya (yang telah dipendam selama bertahun-tahun) pada teman kuliahnya, Andita. But still, ada yang membuat saya kurang sreg ketika pada akhirnya Angga melakukannya. Jadi ceritanya, Angga datang kerumah Andita yang ternyata sedang keluar bersama orang tua dan adiknya. Ketika Andita pulang, Angga pun langsung menyatakan isi hatinya, plus kata-kata yang kurang lebih begini:
"aku sudah lama ingin memeluk dan menciummu"
jawaban Andita kurang lebih begini:
"ya udah buktiin donk"
Apa Angga melakukannya? I mean, ada orang tua Andita loh disana (even agak jauh). And the answer is YES. He DID IT!!
Mau tau reaksi orang tua Andita??
They just smile and nod their head. Yup!! Cuma senyum dan menganggukan kepala.
Apa benar itu yang terjadi di masyarakat sekarang ini? In real life. Rasanya tidak kan?? Or at least tidak pada masyarakat pada umumnya. Lo bisa dimaki-maki klo berani kayak gitu. Apalagi klo baru jadian, or belom familiar sama ortu.
Ini yang Nda anggap tidak sesuai dengan budaya timur yang digaungkan selama ini. Lain dari itu, Nda rasa film ini tidak cocok jika dilihat oleh anak-anak abg yang masih labil dan belum bisa berpikir secara matang. Memang sih, di setiap loket tiket 21 sudah dituliskan bahwa ini untuk dewasa, tapi posternya yang lucu, plus bintang-bintang yang memang sudah dikenal bermain film komedi, membuat abg itu tertarik tanpa tau seperti apa ceritanya. Dan bukankah ketika kita membeli tiket pun tidak pernah ada pertanyaan 'umur berapa?', bahkan ketika yang membeli jelas-jelas berwajah abg.
Tidakkah ada keinginan dari semua (terutama yang sudah cukup umur) untuk melindungi generasi penerusnya??
Jaman emang udah edan, kita jangan ikut2n edan ya, Bapak Ibu tolong dong anak2nya jangan jadi korban seperti di Film itu ya,,,,ya,,,,,
ReplyDelete