28 Nov 2006

Namaku, Identitasku

Apalah arti sebuah nama

Itu kata ‘om Shakespeare’. Tapi coba aja bilang gitu sama orang tua dari Indonesia. Atau bahkan orangtua dari benua Asia, kemungkinan besar sih akan didemo. Gimana engga, bagi para orangtua, nama itu bagian dari doa dan pengharapan atas anak-anaknya. Ga mungkin kan mereka pilih nama sembarangan. Pasti dah melewati serangkaian ‘fit & proper test’ bahkan perdebatan sering antara calon orang tua yang terkadang bahkan melibatkan keluarga besar (ya nenek, kakek, om, tante, pokoknya ramai deh). Tiap kata yang diberikan pasti punya makna khusus. Entah itu diambil dari Kitab Suci, entah itu dari bahasa asing, atau bentuk penghormatan pada seseorang (dengan mengabadikan nama orang tersebut pada anaknya). Intinya sih selalu ada makna yang sangat berarti. Pun ketika nama itu dianggap aneh, ‘kampungan’ baik oleh oranglain maupun oleh si anak sendiri nantinya. Atau mungkin, harapan yang ada pada namaya, tidak terwujud dalam keadaan nyata.

Nama juga merupakan identitas diri bagi siapapun yang menyandangnya. Seringkali kita dapat dengan mudah mengenali asal atau agama seseorang dari namanya. Tak jarang, kita dapat mengenali kedudukan orang dari namanya.

Tulisan ini terinspirasi dari 2 hal yang belum lama terjadi padaku. Pertama adalah cerita salah seorang teman dimilis yang menceritakan tentang anaknya yang bernama ‘Aisyah’. Aisyah kecil bertanya kenapa namanya tak ‘seindah’ nama teman-temannya. Temanku ini memutuskan untuk menceritakan siapa ‘Aisyah’ ini. Bahwa ia adalah salah satu pendamping Baginda Rasul yang memiliki banyak keistimewaan. Tak cukup dengan cerita, temanku ini membelikan buku-buku cerita yang menjelaskan siapa Aisyah ini. Akhirnya sang anak bisa mengerti dan merasa senang dengan namanya.

Yang kedua adalah isi dari buku yang baru selesai kubaca. Buku itu karangan seorang penulis India yang bercerita tentang sebuah kluarga Imigran. Dimana salah satu anak dari kluarga tersebut tidak suka dengan nama pemberian orang tuanya. Ia mengalami ‘krisis identitas’ karna nama pemberian ayahnya tidak mewakili daerah asalnya (India) dan tidak juga mewakili Negara tempat ia lahir dan besar (amerika). Ayahnya menamainya dari salah satu pengarang favoritnya yang berasal dari Rusia, GOGOL. Tapi nama GOGOL itu tidak hanya sekedar bentuk kecintaan sang ayah pada pengarang itu. Ada kisah lain didalamnya. Bahwa sang ayah disuatu ketika dulu, merasa diselamatkan oleh salah satu buku karangan GOGOL. Belum sempat sang ayah menceritakan ihwal namanya, sang anak keburu berganti nama.

Entah kenapa fenomena anak ini menarik perhatianku. Bagimana sebuah nama bisa menjadi sumber kebahagiaan juga ketidakbahagiaan. Tergantung dari mana kita melihatnya dan bagaimana kita melihatnya dan tentunya, siapa yang melihatnya. Bukan berarti aku memiliki masalah dengan namaku loh ya. Alhamdulillah aku tidak pernah memiliki masalah dengan nama ini. Everything is ok.

AMANDA. Itulah salah satu kata dari 3 kata yang dirangkai menjadi nama panjangku yang merupakan nama panggilanku. Kata bunda, nama itu diambil dari karakter film jaman dulu. Karna anak yang beenama Amanda dalam film itu berkarakter kuat, pemberani dan selalu riang. Pernah juga sih, iseng cari artinya di buku kumpulan nama anak (waktu itu aku lagi main ke toko buku). Katanya sih Amanda itu berarti Cantik. Ada arti lainnya juga lho!! Artinya--- Yang patut dicintai. Tapi yang paling membahagiakan adalah singkatan AMANDA yang dipilih orang tuaku.

AMANDA, Bagi mereka berarti Amanah Dari Allah. Bagus kan artinya. Perkara apakah pada kenyataannya ada yang tidak sesuai dengan harapan itu, aku rasa akan menjadi nomor sekian. Yang terpenting niat awalnya adalah baik. Sekarang adalah bagaimana menjaga niat dan mengaplikasikannya dalam tindakan nyata.

Bukankah begitu??

24 Nov 2006

Good Luck Bro'

Inget 2 orang ‘abang’ yang aku ceritakan beberapa bulan yang lalu??? Yup.. tht’s right… my dynamic duo. Tau ga sih, aku akan kehilangan keduanya. Well sebenarnya aku dah kehilangan satu diantara mereka karna dia diterima CPNS di salah satu Departemen.

Nah per satu desember (bulan depan) abangku yang satu akan menyusul. Disatu sisi aku seneeeng banget mereka dapet kesempatan lain yang lebih baik. I mean, siapa sih yang ga menginginkan peningkatan dalam hidupnya (yang salah satunya melalui pekerjaan). Disisi lain, aku sedih juga soalnya akan kehilangan temen berbagi dan berdebat. Terlebih lagi, dibanding dengan yang lain, aku lebih banyak menghabiskan waktu bekerja dengan mereka. Selama ± 2 tahun ini, mereka berdua itu temen cerita, temen berantem, temen berdebat juga. Mereka yang mengajarkan bahwa salah paham dikerjaan harus tetap berada dalam koridor pekerjaan, tidak sampai ke hubungan pribadi as a friend.

Kebayang kan sedihnya aku.. but then again aku pernah baca klo akan ada banyak orang yang datang dan pergi dikehidupan kita as human being. Mereka datang untuk mengajarkan kita sesuatu. Untuk memberi pelajaran dan pencerahan. Rasa suka dan duka yang kita alami bersama mereka akan memperkaya pengalaman hidup kita. Akan menambah warna dalam album kenangan kita. Mereka juga ambil bagian dalam pembentukan karakter kita.

Ketika mereka pergi, berarti tugas mereka bersama kita telah selesai dan sudah ada tugas lain menanti mereka. Sekarang tugas kita adalah menebarkan semua benih kebaikan yang telah mereka ajarkan pada kita. Sukur2 klo kita bisa melipat gandakan benih kebaikan itu.

So.. for my dearest brother.. Selamat menempuh salah satu episode baru dalam kisah kehidupanmu. Semoga segalanya akan menjadi lebih baik sesuai keinginanmu..

I could only say WISH U ALL THE BEST

22 Nov 2006

Persahabatan

Kamu tau, rasanya tidak akan pernah ada cukup ruang dan waktu untuk bicara soal persahabatan. Apapun kita, siapapun kita, dimana pun kita berada, yang namanya persabahatan pasti kan selalu menyertai stiap langkah kita.

Persahabatan bisa terjadi pada siapa siapa saja, dimana saja, kapan saja. Ya seperti yang kubilang tadi, ia tak kenal ruang dan waktu. Dimulai dari perkenalan tak diduga seperti di kendaran umum, di disuatu acara, melalui messenger ataupun milis. Dari sekedar pembicaraan basa-basi sampai pembicaraan yang ‘dalam’. Yang dibutuhkan hanyalah kemauan untuk membuka hati bagi orang lain. Menerima kebaikan orang lain dan kemudian menyebarkan bibit kebaikan itu kepada orang lain lagi, bahkan melipat ganakan bibit kebaikan itu. Yang tak kalah pentingnya adalah ber-komitmen untuk menjaga dan mempertahankan jalinan yang sudah terjadi, bahkan memperkuat dan memperbesar jalinan itu. Untuk itu, dibutuhkan banyak sekali kerja keras, pengertian dan ketulusan hati.

Persahabatan yang baik adalah ketika kita bisa mendorong sahabat menuju perbaikan diri. Dan alangkah baiknya jika kita bisa melangkah bersama menuju perbaikan diri. Bukankah keindahan pelangi akan lebih indah jika dinikmati bersama??

4 my self…

- Sudahkah menjadi sahabat yang baik bagi orang lain?
- Sudahkan keberadaanku membawa kebaikan bagi orang lain?


===kertanegara---setelah perayaan HUT pak Jeffrey ke 61===

21 Nov 2006

Aku

Tadi aku iseng buka file2 lama di USB, eh ternyata ada tulisan ini. Ini adalah pr-ku dari dosen Psikom, semester kemarin. Bapak ini seneng banget ngasih tugas yang bikin kita, mahasiswanya berkerut...mikir panjang....sebagai tanda bahwa kita belum terlalu mengenal diri kita sendiri. Salah satu contohnya ya ini, kami disuruh menulis tentang pendapat kami tentang diri. Kurang lebih begini deh aku menilai diriku...

Menurut zodiak, orang-orang yang berada dibawah naungan Taurus adalah yang sabar, kokoh dan berhati-hati. Selain rasional dalam berpikir, mereka gigih dan cermat dalam bertindak sehingga cenderung lambat. Menyukai seni dan stabilitas dalam hidup sehingga cenderung matre.

Itu kan menurut zodiak, tapi tidak begitu menurut pendapat saya pribadi, walaupun memang tidak semuanya salah. Selama ini saya selalu mengganggap bahwa saya adalah orang yang tidak sabaran dan selalu bertindak sesuai kata hati malah cenderung emosional dan moody. Orang-orang yang tidak terlalu mengenal saya akan mengatakan bahwa saya jutek atau judes. Mungkin karena saya selalu ceplas-ceplos dalam mengatakan apa yang ada dalam pikiran saya sehingga tanpa sadar menyinggung atau bahkan menyakiti walaupun saya tidak bermaksud demikian.

Saya tidak terlalu suka berada dalam lingkungan yang tidak terlalu saya kenal, karna saya selalu merasa susah bersosialisasi dengan orang lain. Saya tidak bisa memulai percakapan lebih dulu dan lebih senang menjadi pendengar sehingga sampai saat ini, saya seringkali menjadi ‘tong sampah’ alias tempat curhat teman dan sahabat saya. Buat saya itu bukan masalah, karna senang rasanya dapat membantu orang lain walaupun hanya dengan mendengarkan keluh kesahnya. Bukankah sebagian dari diri kita ingin didengarkan? Dan bukahkah sebagian dari diri kita juga ingin dibutuhkan?

Bicara tentang sahabat dan teman-teman, saya tidak terlalu banyak memiliki sahabat maupun teman. Bagi saya, yang terpenting adalah kualiatas dari hubungan itu, dan bukan kuantitasnya.

Dalam suatu hubungan, apapun bentuknya, kepercayaan adalah sesuatu hal yang penting bagi saya sehingga sedih rasanya jika ada yang menyalahi kepercayaan yang telah saya berikan. Begitu juga jika tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Jadi saya berusaha menjaga apapun yang diamanahkan kepada saya.

Pelupa! Itu adalah salah satu dari sekian banyak kekurangan yang saya miliki. Beberapa kali saya mengalami kejadian tidak menyenangkan dengan sifat pelupa ini. Dari mulai dibayari orang di bis karna lupa bawa dompet, kehilangan buku-buku yang baru saya beli karna semuanya saya tinggal dikereta, sampai yang paling akhir adalah dibongkarnya laci meja kerja saya karna saya lupa membawa kunci plus lupa dimana meletakkan kunci duplikatnya sementara ada beberapa dokumen penting yang diperlukan bos dikantor dan berada didalam laci itu. Kebayang kan???

Selain pelupa, kekurangan yang lain ya itu tadi, emosional. Agak susah bagi saya untuk mengendalikan amarah. Terutama jika saya disalahkan atas sesuatu yang bukan kesalahan saya. Agak susah bagi saya untuk menahan emosi ketika sesuatu yang telah saya kerjakan dengan susah payah kemudian tidak dihargai atau hancur karna kesalahan orang lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan itu. Karna selama ini, untuk mendapatkan sesuatu yang saya inginkan, saya dibiasakan untuk berusaha sebaik mungkin dengan usaha sendiri dan dengan tidak merugikan orang lain.

---Itu pendapatku dulu, tapi ada beberapa hal yang rasanya berubah terutama setelah mengenal satu komunitas SUPER!!! -----------

7 Nov 2006

Kelebihan dalam Kekurangan

Semalem aku nonton Kick Andy di Metro TV (One of my fav tv program). Tamu di sesi pertama adalah sepasang ibu dan anaknya. Sang ibu sudah tampak sangat renta. Entah karna memang usia, atau karena perjuangan hidup yang dilakukannya. Bagaimana tidak, ia sudah harus menjadi janda di usia yang masih terbilang muda. Suaminya meninggal setelah menyelamatkan anak mereka (Buyung) yang hanyut disungai sedang dua lainnya meninggal karna campak.

Untuk menyambung hidup. Ibu dan anak ini harus menjual sapu lidi buatan sendiri. Membuat sesuatu dan menjajakannya sendiri tentu suatu hal lumrah. Tapi sangatlah luar biasa ketika itu dilakukan oleh orang yang mempunyai kekurangan fisik, Ya seperti si BUYUNG. Ia tidak bisa melihat alias buta, dikarenakan penyakit campak yang dideritanya semasa kecil.

Buyung yang buta diajari oleh ibunya untuk membuat sapu lidi dari bahan yang didapat disekitar rumah mereka di Desa Guguak. Yang lebih menakjubkan adalah cara mereka menjual sapu2 tersebut. Setiap harinya Buyung harus menarik gerobak beratap buatannya sendiri. Mungkin terdengar mustahil bagaimana seorang buta bisa menarik gerobak. Tapi sesuatu yang tampak mustahil untuk kita yang normal adalah tidak mustahil bagi mereka yang kekurangan (selama mereka mau berpikir).
Jadi, Buyung yang menarik gerobak sementara Amai Nila yang menjadi navigatornya dibelakang. Amai-lah yang menjadi penunjuk jalan bagi Buyung agar ia tidak salah jalan, agar ia tidak celaka. Walaupun ada saat dimana Tuhan menguji mereka dengan rintangan dijalan. Setiap hari mereka harus berjalan berkilo-kilo untuk menjajakan sapu yang dihargai 5 ribu per buahnya.
Seperti juga penjual lain, ada masa dimana mereka berhasil membawa cukup uang. Sedang dilain waktu mereka hanya bermandi peluh. Bagi mereka, walaupun susah, hidup harus dijalani. Jika memang ada yang berbelas kasih, maka akan mereka terima dengan senang hati. Tapi PANTANG untuk mengulurkan tangan dan meminta.

Sungguh suatu sikap yang patut di Puji dan diteladani. Bagaimana tidak, saat ini banyak sekali orang yang sehat dan lengkap secara fisik namun lebih memilih cara mudah untuk mendapat rejeki. Bahkan tak jarang dengan merugikan orang lain. Sungguh suatu sikap melecehkan Tuhan. Bukankah setiap apa yang ada pada diri kita merupakan pemberian-Nya yang tentunya untuk dikembalikan pada-Nya.

Seharusnya kita bercermin kepada Amai Nila yang masih berusaha demi anaknya. Cintanya yang besar pada Buyung-lah yang membuatnya bertahan. Cinta-nya lah yang membuat Amai bekerja keras yang mengajak Buyung serta, berusaha berdua demi kehidupan sehari-harinya. Tidak seperti sebagian orang tua yang meninggalkan anaknya yang cacat, atau lebih buruk, memanfaatkan kekurangan anaknya itu untuk mendapat uang dengan mudah.

Mereka adalah manusia2 sederhana dengan sejuta ketegaran. Yang membiarkan masa lalu sebagai cermin untuk berlaku lebih baik; yang menjadikan kehidupan hari ini sebagai perjuangan maksimal; dan membiarkan hari esok menjadi milik mentari esok hari.

-------my room, 02 Nov 06-----------