Emang bener ya.. jodoh itu adalah salah satu dari sekian banyak rahasia Tuhan yang kita gak tau kapan datangnya. Cepatkah... lambatkah... Semua ada ditangan BELIAU, dan menjadi hak mutlaknya.
Seperti yang terjadi dengan salah satu temanku. Mbak Ita namanya. Dulu, waktu di GN, setiap ada yang nanya ke kami-kami yang belum nikah, kebanyakan dari kami menjawab dengan senyum, dengan kalimat berikut " Doain aja ya" or "Cariin donk". Tapi klo mbak Ita ini jawabnya selalu sama n ga pernah berubah "Sabar ya.. undangannya lagi dicetak". Selalu seperti itu, dengan tidak lupa tersenyum manis. Tapi selama itu pula, dia jarang (atau mungkin ga pernah) cerita-cerita tentang pacar, ga pernah keliatan dijemput. Dan rasanya terakhir aku di GN kurang lebih 1,5 tahun lalu, dia berstatus jomblo. Setelah aku tidak di GN pun, tiap kali ditanya, jawabannya tetap sama "Undangannya lagi dicetak'.
Jadi.. waktu beberapa minggu lalu Mbak Ita undang Nda ke acara pernikahannya, it quite shocking . Lha wong yang udah dianter jemput tiap hari, yang udah bikin rencana macem-macem aja, sampe sekarang belum nikah juga. Apalagi waktu Nda telpon mbak Oci (temen di GN juga), dia cerita klo orang dikantor pun banyak yang kaget soalnya emang Mbak Ita ga ada cerita-cerita, ga ada tanda-tandanya juga (mual, muntah.. :) emangnya hamil...). Tau-tau ngundang.
See....jadi benarlah bahwa rejeki, jodoh n maut itu ada di tangan TUHAN dan hanya BELIAU lah yang tau kapan itu akan terjadi, dengan siapa, melalui siapa, etc. As a human, kita cuma bisa berbuat sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri ketika itu datang.
Hmm... about the wedding. Acaranya sudah berlangsung dengan lancar kemarin (16/2), and for me, it's also reunion. Yup.. reunian. Even ga semua orang GN dateng. But at least Nda ketemu one of my Bro, Mas Dendy n His Wife (M' Della), yang sudah terlebih dahulu keluar dari GN. Nda juga ketemu Mbak Tiwi, P' Kanto, P' Charles, Mas Teguh (with his wife n daughter), Kus, Mas Caca, Muslih, Mas Hari, P' Budi, Mas Edu n fam. Pokoknya banyaklah. N like usual, ketemuan itu ga lengkap tanpa ada cerita n lil bit of gossip (huaa.. yang ini gossipnya based on true story lho ).
Oh iya.. Nda datengnya janjian sama Mbak Oci di Blok M. Sampe di tempat acara jam 12 kurang (rajin yaa..). Nunggu lumayan lama, lha wong pengantennya telat dateng. Mana bingung, soalnya pake adat batak banget. Mau masuk aulanya aja bingung. Abis ruangannya tuh di set kayak rumah makan yang lengkap sama meja-kursi plus makanan berat di tiap meja. Meja peneria tamunya udah ditulisin (meja kanan) dan Paranak (meja kiri). Nda n mbak Oci kan ga ngerti, mana diantara orang GN baru kita doank yang dateng. Akhirnya salah satu penerima tamu (yg sayangnya kurang ramah) memberi kode bahwa kita bisa masuk n duduk di barisan belakang (yang cuma kursi aja). Ya udahlah kita duduk disana sampe yang lain dateng.
Pengantinnya sedikit telat. Udah gitu kan masih ada acara adat yang cukup lama n lagi-lagi sayangnya sama sekali tidak kita mengerti karena semuanya berbahasa batak. Untung ada P' Charles yang ngasih summary tentang apa yang terjadi di depan sana.
Udah selesai acara adatnya, tiba-tiba para undangan yang menempati 'meja makan' itu mulai bersiap-siap makan. Terdengarlah denting sendok-piring, sendok-garpu beradu. Sementara Nda n yang lain di barisan belakang (yang sama sekali ga ngerti ) cuma bisa bengong ngeliatinnya. Meja buffet yang ada disamping kiri kursiku pun tiba-tiba sudah penuh dengan antrian orang yang mau menikmati hidangan.
Akhirnya, kami mutusin untuk ngasih ucapan selamat ke mempelai. Dengan dag-dig-dug n gaya yang diusahakan sepede mungkin, kami maju menuju pelaminan dengan melewati orang-orang yang sibuk makan. Ga bisa dibilang mudah, karna jalan yang dekat dengan pelaminan, kami berjalan ditengah, sementara disamping kanan dan kiri kami berjajar meja makan panjang dengan orang-orang yang sedang makan dengan lahap. Bahkan dipelaminan pun, keluarga mempelai (terutama keluarga sang pria) sedang makan besar. Kebayang donk gimana kami berusaha cuek n pasang muka tembok (yaah secara kami ga ngerti).
Salaman tanpa berfoto sama hambarnya dengan sayur tanpa garam. So.. dalam keadaan bingung n canggung pun kami sempatkan untuk foto-foto (yang ambil fotonya pak Budi, dengan camdig yang agak kadaluarsa karna mati2 melulu).
Selesai salaman n poto-poti, kembalilah kami ke habitat semula dengan berjalan beriringan, masih dengan gaya sok pede ^_^ dan selesailah acara hari itu. Coz ga lama kemudian, sebagian dari kami memutuskan untuk pulang (without eating).
Huaaa... sungguh menyenangkan bisa ketemu dengan teman-teman lama, even dengan perut sedikit lapar (secara Nda cuma minum susu waktu mau berangkat pagi itu). But still FUN.
Dan pertanyaan yang dibawa setelah menghadiri pernikahan mbak Ita, sama seperti jika menghadiri pernikahan-pernikahan lain (yang masih belum bisa Nda jawab sampai sekarang) adalah"
Seperti yang terjadi dengan salah satu temanku. Mbak Ita namanya. Dulu, waktu di GN, setiap ada yang nanya ke kami-kami yang belum nikah, kebanyakan dari kami menjawab dengan senyum, dengan kalimat berikut " Doain aja ya" or "Cariin donk". Tapi klo mbak Ita ini jawabnya selalu sama n ga pernah berubah "Sabar ya.. undangannya lagi dicetak". Selalu seperti itu, dengan tidak lupa tersenyum manis. Tapi selama itu pula, dia jarang (atau mungkin ga pernah) cerita-cerita tentang pacar, ga pernah keliatan dijemput. Dan rasanya terakhir aku di GN kurang lebih 1,5 tahun lalu, dia berstatus jomblo. Setelah aku tidak di GN pun, tiap kali ditanya, jawabannya tetap sama "Undangannya lagi dicetak'.
Jadi.. waktu beberapa minggu lalu Mbak Ita undang Nda ke acara pernikahannya, it quite shocking . Lha wong yang udah dianter jemput tiap hari, yang udah bikin rencana macem-macem aja, sampe sekarang belum nikah juga. Apalagi waktu Nda telpon mbak Oci (temen di GN juga), dia cerita klo orang dikantor pun banyak yang kaget soalnya emang Mbak Ita ga ada cerita-cerita, ga ada tanda-tandanya juga (mual, muntah.. :) emangnya hamil...). Tau-tau ngundang.
See....jadi benarlah bahwa rejeki, jodoh n maut itu ada di tangan TUHAN dan hanya BELIAU lah yang tau kapan itu akan terjadi, dengan siapa, melalui siapa, etc. As a human, kita cuma bisa berbuat sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri ketika itu datang.
Hmm... about the wedding. Acaranya sudah berlangsung dengan lancar kemarin (16/2), and for me, it's also reunion. Yup.. reunian. Even ga semua orang GN dateng. But at least Nda ketemu one of my Bro, Mas Dendy n His Wife (M' Della), yang sudah terlebih dahulu keluar dari GN. Nda juga ketemu Mbak Tiwi, P' Kanto, P' Charles, Mas Teguh (with his wife n daughter), Kus, Mas Caca, Muslih, Mas Hari, P' Budi, Mas Edu n fam. Pokoknya banyaklah. N like usual, ketemuan itu ga lengkap tanpa ada cerita n lil bit of gossip (huaa.. yang ini gossipnya based on true story lho ).
Oh iya.. Nda datengnya janjian sama Mbak Oci di Blok M. Sampe di tempat acara jam 12 kurang (rajin yaa..). Nunggu lumayan lama, lha wong pengantennya telat dateng. Mana bingung, soalnya pake adat batak banget. Mau masuk aulanya aja bingung. Abis ruangannya tuh di set kayak rumah makan yang lengkap sama meja-kursi plus makanan berat di tiap meja. Meja peneria tamunya udah ditulisin (meja kanan) dan Paranak (meja kiri). Nda n mbak Oci kan ga ngerti, mana diantara orang GN baru kita doank yang dateng. Akhirnya salah satu penerima tamu (yg sayangnya kurang ramah) memberi kode bahwa kita bisa masuk n duduk di barisan belakang (yang cuma kursi aja). Ya udahlah kita duduk disana sampe yang lain dateng.
Pengantinnya sedikit telat. Udah gitu kan masih ada acara adat yang cukup lama n lagi-lagi sayangnya sama sekali tidak kita mengerti karena semuanya berbahasa batak. Untung ada P' Charles yang ngasih summary tentang apa yang terjadi di depan sana.
Udah selesai acara adatnya, tiba-tiba para undangan yang menempati 'meja makan' itu mulai bersiap-siap makan. Terdengarlah denting sendok-piring, sendok-garpu beradu. Sementara Nda n yang lain di barisan belakang (yang sama sekali ga ngerti ) cuma bisa bengong ngeliatinnya. Meja buffet yang ada disamping kiri kursiku pun tiba-tiba sudah penuh dengan antrian orang yang mau menikmati hidangan.
Akhirnya, kami mutusin untuk ngasih ucapan selamat ke mempelai. Dengan dag-dig-dug n gaya yang diusahakan sepede mungkin, kami maju menuju pelaminan dengan melewati orang-orang yang sibuk makan. Ga bisa dibilang mudah, karna jalan yang dekat dengan pelaminan, kami berjalan ditengah, sementara disamping kanan dan kiri kami berjajar meja makan panjang dengan orang-orang yang sedang makan dengan lahap. Bahkan dipelaminan pun, keluarga mempelai (terutama keluarga sang pria) sedang makan besar. Kebayang donk gimana kami berusaha cuek n pasang muka tembok (yaah secara kami ga ngerti).
Salaman tanpa berfoto sama hambarnya dengan sayur tanpa garam. So.. dalam keadaan bingung n canggung pun kami sempatkan untuk foto-foto (yang ambil fotonya pak Budi, dengan camdig yang agak kadaluarsa karna mati2 melulu).
Selesai salaman n poto-poti, kembalilah kami ke habitat semula dengan berjalan beriringan, masih dengan gaya sok pede ^_^ dan selesailah acara hari itu. Coz ga lama kemudian, sebagian dari kami memutuskan untuk pulang (without eating).
Huaaa... sungguh menyenangkan bisa ketemu dengan teman-teman lama, even dengan perut sedikit lapar (secara Nda cuma minum susu waktu mau berangkat pagi itu). But still FUN.
Dan pertanyaan yang dibawa setelah menghadiri pernikahan mbak Ita, sama seperti jika menghadiri pernikahan-pernikahan lain (yang masih belum bisa Nda jawab sampai sekarang) adalah"
"KAPAN NYUSUL????"
No comments:
Post a Comment
Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^