Abis nonton RV di 21 Blok M sama temen2 kantor (Mbak Hilda, Mas Sukmo n Mbak Tiwi, minus Mas Muklis n Mbak Wahyu yang tiba2 batal). RV maen distudio 4, trs kita nonton yg jam 18.15, dapet kursinya di D (Mbak Hilda kurang ok nih milih seatnya).
Like any other movie of Robin Williams, pasti lucu but still, we got our lesson from there. RV juga memberi pelajaran 'kehidupan' (menurut bahasaku). We'll at least banyak pelajaran yang bisa aku ambil untuk kehidupanku.
Film ini dibuka dengan Robin Williams (Bob Munro) yang sedang mengantarkan anaknya tidur dengan bermain dulu dengannya. Ada kalimat yang aku suka di adegan ini, yaitu ketika Cassie (anaknya) bilang klo dia ga akan mau nikah, krn dia pengen tetep tinggal dirumah sama bapaknya. N bapaknya bilang (garis besarnya) "Kamu akan tumbuh besar, menemukan pangeranmu, dan kita tetap jadi sahabat." Denger kalimat itu, aku berpikir, 'enak banget ya klo bisa gitu' soalnya kadang kala, seiring berjalannya waktu kita menjadi jauh bahkan kadang seperti musuh dengan orang tua kita. Bukan karna tidak sayang, tapi lebih kepada ketidak mampuan kita menunjukkan kasih sayang, atau ketidak pekaan kita terhadap keinginan masing-masing. Masing-masing dari kita merasa lebih tau yang terbaik (baik untuk diri masing-masing) maupun untuk orang yang kita sayang.
Itu pun dibuktikan dalam RV. Dimana situasi berubah menjadi beberapa tahun ke depan. Dimana Bob dan anak-anaknya selalu bertengkar, selalu bersebrangan akan segala sesutu. Setiap hal kecil selalu menjadi bibit pertengkaran. Klimaksnya adalah ketika Bob dengan sepihak memutuskan membatalkan rencana liburan mereka ke Hawai dan merubahnya menjadi perjalanan dengan RV berwarna hijau terang menuju Colorado. Dengan dimulainya perjalanan ini, dimulai juga segala insiden2 tidak menyenangkan. Dari mulai toilet yang mampet, rem yang blong, sampe berkenalan dengan kluarga yang mereka anggap aneh yaitu keluarga Gornicke yang memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan mati2an mereka hindari. Gimana ga aneh klo ada kluarga yang lebih memilih nomaden, dan melakukan homeschooling bagi anak2nya daripada menetap disuatu tempat. Belum lagi kegemaran mereka menyanyikan lagu2 country.
Tapi benarkah demikian? Benarkah perjalanan itu adalah sebuah mimpi buruk? Benarkah keluarga Gornicke seburuk itu? Ternyata tidak. Perjalanan yang mereka anggap buruk itu berakhir manis karna ternyata perjalanan itu menyatukan apa yg telah hilang dari kluarga mereka yaitu KEKELUARGAAN, KEDEKATAN dan CINTA. Kesibukan telah membuat mereka jauh satu sama lain, dan perjalanan itu membuat mereka menjadi dekat. Perjalanan itu juga mengajarkan mereka untuk saling Mengerti dan Memaafkan. Bahwa ada saatnya ketika suami bersalah pada istri, anak bersalah pada orang tua dan begitu pula sebaliknya. Bukanlah suatu aib jika kita mengakui kesalahan kita atau bahkan meminta maaf terlebih dahulu.
Yang tak kalah pentingnya, perjalanan itu mengajarkan bahwa as a FAMILY, semua masalah yang ada harus dibicarakan, harus dicari pemecahannya bersama. Sebuah KELUARGA adalah kerjasama tim dan bukan 1 man show. Ayah adalah Kepala Keluarga, yang bertanggung jawab kepada kluarga tapi bukan brarti dia harus memutuskan semuanya sendiri, apalagi jika menyangkut kepentingan kluarga. Bukankah jik aterjadi sesuatu, maka kluarga kecil-mu-lah yang pertama tau??
Last but not least...........Don't Judge a Book by Its Cover-------Jangan pernah menilai sesorang atau sesuatu dari tampilan luarnya, dari kulitnya but try to look INSIDE coz u'll find something Amazing. Seperti juga keluarga Munro yang mati2an menghindari kluarga Gornicke (yng dianggap aneh dan semakin dihindari semakin bertemu) ternyata kluarga itulah yang banyak memberi pertolongan pada mereka. Bahkan kluarga itulah yang mengajarkan banyak hal pada mereka yaitu Kejujuran, Kebaikan tanpa pamrih, dan Persahabatan tulus.
Soo guys..........ga ada ruginya kok nonton film ini.....karna banyak sekali pelajaran didalamnya. Plus loe2 smua bakal terhibur dengan kelucuan2 mereka.
Have a nice day!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Like any other movie of Robin Williams, pasti lucu but still, we got our lesson from there. RV juga memberi pelajaran 'kehidupan' (menurut bahasaku). We'll at least banyak pelajaran yang bisa aku ambil untuk kehidupanku.
Film ini dibuka dengan Robin Williams (Bob Munro) yang sedang mengantarkan anaknya tidur dengan bermain dulu dengannya. Ada kalimat yang aku suka di adegan ini, yaitu ketika Cassie (anaknya) bilang klo dia ga akan mau nikah, krn dia pengen tetep tinggal dirumah sama bapaknya. N bapaknya bilang (garis besarnya) "Kamu akan tumbuh besar, menemukan pangeranmu, dan kita tetap jadi sahabat." Denger kalimat itu, aku berpikir, 'enak banget ya klo bisa gitu' soalnya kadang kala, seiring berjalannya waktu kita menjadi jauh bahkan kadang seperti musuh dengan orang tua kita. Bukan karna tidak sayang, tapi lebih kepada ketidak mampuan kita menunjukkan kasih sayang, atau ketidak pekaan kita terhadap keinginan masing-masing. Masing-masing dari kita merasa lebih tau yang terbaik (baik untuk diri masing-masing) maupun untuk orang yang kita sayang.
Itu pun dibuktikan dalam RV. Dimana situasi berubah menjadi beberapa tahun ke depan. Dimana Bob dan anak-anaknya selalu bertengkar, selalu bersebrangan akan segala sesutu. Setiap hal kecil selalu menjadi bibit pertengkaran. Klimaksnya adalah ketika Bob dengan sepihak memutuskan membatalkan rencana liburan mereka ke Hawai dan merubahnya menjadi perjalanan dengan RV berwarna hijau terang menuju Colorado. Dengan dimulainya perjalanan ini, dimulai juga segala insiden2 tidak menyenangkan. Dari mulai toilet yang mampet, rem yang blong, sampe berkenalan dengan kluarga yang mereka anggap aneh yaitu keluarga Gornicke yang memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan mati2an mereka hindari. Gimana ga aneh klo ada kluarga yang lebih memilih nomaden, dan melakukan homeschooling bagi anak2nya daripada menetap disuatu tempat. Belum lagi kegemaran mereka menyanyikan lagu2 country.
Tapi benarkah demikian? Benarkah perjalanan itu adalah sebuah mimpi buruk? Benarkah keluarga Gornicke seburuk itu? Ternyata tidak. Perjalanan yang mereka anggap buruk itu berakhir manis karna ternyata perjalanan itu menyatukan apa yg telah hilang dari kluarga mereka yaitu KEKELUARGAAN, KEDEKATAN dan CINTA. Kesibukan telah membuat mereka jauh satu sama lain, dan perjalanan itu membuat mereka menjadi dekat. Perjalanan itu juga mengajarkan mereka untuk saling Mengerti dan Memaafkan. Bahwa ada saatnya ketika suami bersalah pada istri, anak bersalah pada orang tua dan begitu pula sebaliknya. Bukanlah suatu aib jika kita mengakui kesalahan kita atau bahkan meminta maaf terlebih dahulu.
Yang tak kalah pentingnya, perjalanan itu mengajarkan bahwa as a FAMILY, semua masalah yang ada harus dibicarakan, harus dicari pemecahannya bersama. Sebuah KELUARGA adalah kerjasama tim dan bukan 1 man show. Ayah adalah Kepala Keluarga, yang bertanggung jawab kepada kluarga tapi bukan brarti dia harus memutuskan semuanya sendiri, apalagi jika menyangkut kepentingan kluarga. Bukankah jik aterjadi sesuatu, maka kluarga kecil-mu-lah yang pertama tau??
Last but not least...........Don't Judge a Book by Its Cover-------Jangan pernah menilai sesorang atau sesuatu dari tampilan luarnya, dari kulitnya but try to look INSIDE coz u'll find something Amazing. Seperti juga keluarga Munro yang mati2an menghindari kluarga Gornicke (yng dianggap aneh dan semakin dihindari semakin bertemu) ternyata kluarga itulah yang banyak memberi pertolongan pada mereka. Bahkan kluarga itulah yang mengajarkan banyak hal pada mereka yaitu Kejujuran, Kebaikan tanpa pamrih, dan Persahabatan tulus.
Soo guys..........ga ada ruginya kok nonton film ini.....karna banyak sekali pelajaran didalamnya. Plus loe2 smua bakal terhibur dengan kelucuan2 mereka.
Have a nice day!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
No comments:
Post a Comment
Mari mari.. silahkan tinggalkan jejak pelangimu ^_^