Siang menjelang sore tadi, Nda nonton tv. Berhubung rasanya ga ada yang menarik, jadilah Nda pencet-pencet remote yang ga jelas. Sampai akhirnya menemukan acara SILET. Bukan yang berita artis lho, tapi yang JERITAN. Tadi itu topiknya adalah Zakat Maut. Serem ya judulnya????? Dan memang agak menyeramkan isinya. Hmmm.. lebih tepatnya sih memilukan. Nda memang sudah baca berita itu di koran beberapa hari yang lalu. Melihatnya di tv, itu sungguh pengalaman lain. Apalagi di tv di tayangkan dengan jelas bagaimana orang yang mayoritas Ibu-ibu itu berdesakan diluar pagar. Bagaimana mereka diidorong, disikut, sampai akhirnya ada yang terjatuh dan terinjak-injak oleh sesamanya. Bahkan ditayangkan pula para korban yang kehilangan nyawanya. Mereka digeletakkan di ubin dengan kain yang mengikat kedua tangannya di dada. Berjejer di ubin dingin, mengunggu sanak saudara untuk mengenali dan menjemput mereka yang sudah tak bernyawa, hanya demi uang zakat sebesar 30ribu rupiah.
Nda tidak mengecilkan nilai zakat yang dibagikan. Bukan itu. Seratus rupiah pun patut kita hargai dan syukuri. Apalagi di zaman sekarang, yang serupiah pun sangat berharga. Hanya saja, semurah itukah nyawa manusia saat ini? Sejumlah 3 lembar uang sepuluh ribuan???? Tidak adakah cara lain yang lebih aman dan manusiawi untuk membagikan zakat?? Cara yang bisa membuat orang miskin merasa dihargai. Bukankah diseantero negri ini ada banyak sekali badan/organisasi yang dapat dipercaya untuk menyalurkan zakat.
Dalam pikiran sederhana Nda selama ini, Ramadhan adalah bulan istimewa dimana kita bisa berbagi. Bukan berarti bulan lain tidak bisa berbagi, tapi hanya dalam Ramadhan kita bisa benar-benar mengerti arti lapar dan haus. Lalu jika bulannya sudah istimewa, mengapa kita tidak berlaku istimewa juga. Tidak hanya kepada BELIAU yang menjanjikan pahala bagi kita. Tapi juga kepada saudara-saudara yang tidak seberuntung kita. Bukankah melalui mereka pahala itu dijanjikan. Lalu mengapa menyusahkan mereka??? Sungguh Nda tidak habis pikir.
Sekarang... apa yang terjadi pada keluarga yang ditinggalkan?? Mereka yang mungkin telah berharap banyak melalui kepergian ibu-nya untuk mencari uang tambahan, kini malah mendapati kabar buruk.
Apakah ini arti Ramadhan???
Apakah ini arti berbagi melalui zakat???
Jika tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah, apakah tangan yang terulur dalam tragedi ini masih bisa dikatakan lebih baik????
Ya Rabb.. sungguh aku berlindung pada-MU dari kemungkinan menzalimi saudara ku.
Nda tidak mengecilkan nilai zakat yang dibagikan. Bukan itu. Seratus rupiah pun patut kita hargai dan syukuri. Apalagi di zaman sekarang, yang serupiah pun sangat berharga. Hanya saja, semurah itukah nyawa manusia saat ini? Sejumlah 3 lembar uang sepuluh ribuan???? Tidak adakah cara lain yang lebih aman dan manusiawi untuk membagikan zakat?? Cara yang bisa membuat orang miskin merasa dihargai. Bukankah diseantero negri ini ada banyak sekali badan/organisasi yang dapat dipercaya untuk menyalurkan zakat.
Dalam pikiran sederhana Nda selama ini, Ramadhan adalah bulan istimewa dimana kita bisa berbagi. Bukan berarti bulan lain tidak bisa berbagi, tapi hanya dalam Ramadhan kita bisa benar-benar mengerti arti lapar dan haus. Lalu jika bulannya sudah istimewa, mengapa kita tidak berlaku istimewa juga. Tidak hanya kepada BELIAU yang menjanjikan pahala bagi kita. Tapi juga kepada saudara-saudara yang tidak seberuntung kita. Bukankah melalui mereka pahala itu dijanjikan. Lalu mengapa menyusahkan mereka??? Sungguh Nda tidak habis pikir.
Sekarang... apa yang terjadi pada keluarga yang ditinggalkan?? Mereka yang mungkin telah berharap banyak melalui kepergian ibu-nya untuk mencari uang tambahan, kini malah mendapati kabar buruk.
Apakah ini arti Ramadhan???
Apakah ini arti berbagi melalui zakat???
Jika tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah, apakah tangan yang terulur dalam tragedi ini masih bisa dikatakan lebih baik????
Ya Rabb.. sungguh aku berlindung pada-MU dari kemungkinan menzalimi saudara ku.