23 Feb 2008

Ga Bisa Tidur

Huaaa.. udah jam 12 lewat
Tapi belom juga ngantuk
Padahal seharian ini ga ada minum kopi
Kepala juga udah berat banget rasanya
Tapi matanya belum juga mau terpejam


Tidak usah kau tau

Semalam,
Setelah sekian lama, Engkau menghubungiku
Saat itu, aku seorang diri, dalam gelap karna mati listrik
Saat itu, aku sedang merenungi diri yang tiba-tiba
Merasa sepi, sendiri
Bukan karna saat itu aku memang sedang sendirian

Hari itu, kau tanya kabar bunda dan adek
Kujawab mereka sehat, karena memang begitu adanya

Lalu Kau tanya kabarku
Kujawab baik-baik saja
Kau tanya pekerjaanku
Kujawab everything is OK
Kau tanya Kuliahku
Kujawab lancar

Apapun pertanyaanmu,
Maka jawabannya tetap sama
Baik, Sehat, Ok, Lancar, Perfect, No problemo

Tidak usah kau tau
Perjuanganku selama ini untuk bisa berdamai dengan keadaanku
Jatuh bangunnya aku untuk menyakini bahwa aku layak dicintai
Untuk bisa percaya bahwa akan ada seseorang yang mencintaiku, menerimaku

Tidak perlu tahu
Sakit kepalaku semakin menjadi
Lingkungan pekerjaanku membuatku lebih banyak mengelus dada
Perjalanan yang harus kutempuh dengan berjalan kaki untuk sekedar mengirit
Bahwa sudah satu semester ini aku tidak kuliah, mungkin juga selamanya


Tidak usah kau tau kecewanya aku
Ketika kau lebih hafal Ulang tahun sahabatku,
keponakan-keponakanmu, daripada ulang tahunku

Tidak ada gunanya kau tau semua itu
Ke-tahu-an mu tidak akan mengubah yang sudah terjadi

Tidak usah kau tau semua itu
Karna toh sampai hari ini aku masih bisa berdiri
Walau dengan tubuh dan hati penuh luka
Walau dengan ketakukan yang masih harus kuatasi sehingga ia tidak menghambat langkahku

Tidak usah kau tau semua itu Pa..




-stasiun, 210208, saat menunggu kereta-





18 Feb 2008

AND YOU ARE ASKING ME HOW YOUR FUTURE WILL LOOK LIKE

MTSN - MARIO TEGUH

DAN ENGKAU BERTANYA KEPADAKU
TENTANG KUALITAS MASA DEPANMU

-------

Engkau bertanya tentang kualitas masa depanmu, kepadaku yang juga masih berada dalam waktu yang sama denganmu.

Aku tidak mengetahui masa depanku sendiri, sama seperti engkau dan mereka yang juga masih mencari; maka aku tidak akan berpura-pura berwenang untuk menggambarkan sesuatu yang belum terlahir dalam pengetahuan siapa pun.

Maka ini yang dapat aku sampaikan kepada mu, dan bacalah ini seperti engkau yang mengatakannya dalam-dalam dari dada hatimu sendiri.

Katakanlah,
Aku tidak tahu masa depanku.
Aku tidak tahu takdirku, tetapi aku tahu hak-ku untuk berhasil.
Lalu katakanlah kepada saudaramu,

Demikian juga engkau, engkau sangat berhak untuk berhasil.

Orang pertama yang mengatakan dengan keyakinan pasti mengenai keberhasilanmu di masa depan, sebetulnya sama salah-nya dengan orang kedua yang dengan yakin meramalkan kegagalanmu di masa depan.

Tidak ada orang yang mengetahui apa yang akan terjadi besok.

Walaupun akan selalu ada orang yang diberkati dengan belati kemampuan bermata dua untuk menduga yang akan terjadi di masa depan – mereka tetap tidak akan pernah mengetahui dengan pasti. Sebetulnya mereka hanya menduga.

Beberapa dugaan yang mengena, tidak boleh digunakan sebagai penyimpul pengetahuan seseorang mengenai masa depan.

Berterima-kasihlah kepada orang yang mengatakan masa depanmu baik. Lalu bekerja keras-lah untuk membuktikan harapan baiknya.

Berterima kasihlah kepada dia yang mengatakan masa depanmu buruk. Lalu bekerja keras-lah untuk membuktikan bahwa dia salah.

Mereka yang mengecilkan hatimu mengenai masa depanmu, adalah orang-orang yang tidak dapat hidup penuh tanpa merendahkan orang lain, karena kerendahan orang lain adalah pelengkap hidup mereka yang melata.

Sekecil apa pun orang yang memujimu, ia adalah pribadi besar yang hatinya mendoakan bagi kebesaranmu.

Sebesar apa pun orang yang merendahkanmu, ia adalah pribadi kecil yang sedang diuntungkan oleh banyak orang yang salah menghormatinya.

Apapun yang kau lakukan, selalu kau lakukan dengan dampak yang pasti kepada masa depanmu.

Seperti dia yang tidak mungkin terbebas dari dampak dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya, engkau juga tidak mungkin tidak dikenali karena tindakan-tindakan baik-mu hari ini.

Tidak ada peningkatan kualitas pada dirimu, walau sekecil apapun - yang tidak bersemai menjadi keuntungan bagimu besok atau lusa, atau kapan pun di masa depan yang lebih sesuai bagimu.

Tidak ada yang kau lakukan untuk kebaikan orang lain - bahkan untuk mereka yang tak kau kenal, dan yang kau lakukan tanpa pengetahuan siapapun – yang tidak menjadi alasan bagi langit untuk mengeluarkanmu dari kesempitan dan membebaskanmu untuk menjadi pribadi yang sejahtera, bahagia, dan cemerlang.

Ingatlah.

Semua yang kau lakukan, kau lakukan untuk masa depanmu.
Maka janganlah engkau mengahlikan dirimu sendiri dalam menunda yang harus kau kerjakan.


Kepada engkau yang penunda,

Sadarilah ini,

bahwa sesuatu itu disebut 'harus' kau lakukan, karena melakukannya dengan baik akan menjadikanmu berhak bagi kebaikan, dan menghindari dari melakukannya akan menjadikan dirimu pantas bagi ketidak-baikan.

Bukankah tidak ada dari yang kau lakukan dan yang kau hindari untuk melakukan hari ini – yang tidak berperan bagi kualitas perasaanmu hari ini dan nanti?

Segera setelah engkau menyelesaikan pekerjaan yang kau tunda itu – engkau merasa menjadi pribadi yang lebih lengkap.

Tetapi, semakin engkau memperpanjang penundaan yang menumpukkan hutang tindakanmu itu – akan semakin kecil dan terbelakang engkau melihat dirimu sendiri. Dan entah keajaiban apa yang berhasil kau hindari, engkau tetap saja menemukan cara untuk membuat alasan baru yang menjadikan penundaanmu – seolah-olah bukan kesalahanmu.

Memang mungkin penundaan-penundaan itu tidak kau rasakan sebagai kesalahanmu, tetapi mengapakah dadamu sesak dan nafasmu pendek-pendek setiap saat engkau ingat apa yang kau tunda pengerjaannya itu?

Mudah-mudahan engkau tidak mewariskan keahlian yang menjadikanmu merasa seperti itu - kepada anak-anakmu yang masa depannya kau doakan lebih baik dari keadaanmu hari ini.

Rencana-rencanamu
adalah awal dari kehidupan cemerlang-mu di masa depan.

Kepada engkau yang menemukan kegembiraan dalam penghindaran pekerjaan.

Ketahuilah ini,

Tidak ada seorang pun yang bergerak tanpa sebuah niatan untuk mencapai sesuatu.

Bahkan dia yang melakukan sesuatu tanpa niatan apa pun, sebetulnya sedang mengundikan dirinya ke suatu keadaan yang siapa tahu dia akan beruntung.

Niatan mu untuk mencapai sesuatu, terutama untuk mencapai sebuah kehidupan yang sejahtera, membahagiakan, dan cemerlang – adalah dorongan hati yang mentenagai langkah-langkah yang sebenarnya dalam menjadikan dirimu lebih mampu.

Sadarilah, bahwa
Semua yang kau lakukan adalah proses untuk membangun kemampuan,

yaitu kemampuan untuk menyejahterakan diri dan semua yang bergantung kepadamu,
kemampuan untuk membebaskan dirimu dari kekhawatiran dan ketakutanmu yang selama ini menjauhkanmu dari kebahagiaan,
dan kemampuan untuk menjadikan kehadiran dirimu berkah bagi keluarga, saudara, dan mereka yang kau layani. Itulah tujuan kecemerlangan dirimu.

Semua langkah untuk menjadikanmu lebih mampu itu, harus kau untai dalam urutan waktu yang menjadi peta perjalanan yang biasa kau sebut sebagai rencana.

Rencana adalah proses membangun kemampuan.

Maka bila engkau menunda pelaksanaan dari rencana-rencanamu, sebetulnya engkau sedang menunda kedatangan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan yang menjadi impian-impian hatimu.

Sudah jelaskah bagimu sekarang, bahwa semakin kau fasih-kan dirimu dalam ilmu menghindari pekerjaan, semakin dalam engkau memperdayai dirimu sendiri?

Mengapakah engkau berlaku yang bertentangan dengan kepentinganmu untuk berhasil?

Maka bila engkau bertanya kepadaku,
tentang kualitas masa depanmu,
ini yang dapat kusimpulkan atas namamu,
bahwa kualitas masa depanmu
sangat bergantung pada kualitas pelaksanaan dari rencana-rencanamu.

Rencanamu bisa saja salah dan tidak berkualitas,
tetapi bila engkau bersegera melakukannya,
engkau akan dibuat mengenali bentuk-bentuk dari sebuah rencana yang
bagus bagimu,
dan dalam melakukannya itu engkau akan menjadi lebih terampil dan terasah,
dan engkau akan tumbuh menjadi pribadi sederhana yang tidak sederhana
dalam nilai bagi kemuliaan kehidupan mereka yang engkau layani.

Saudaraku terkasih,

Engkau bertanya tentang kualitas masa depanmu.

Aku tersenyum bahagia untukmu, karena pertanyaan itu telah kau kenali jawabannya.

Engkau telah selama ini mempertahankan yang kau kira penting, dan menghindari yang kau kira tidak penting.

Tetapi, bukankah hatimu telah terbiasa untuk tidak terpuaskan dengan jawaban yang sederhana?

Bukankah banyak orang di sekitarmu yang hatinya telah meningratkan diri untuk hanya mau mendengarkan nasehat yang pelik dan melangit – yang ketinggiannya sesuai dengan perkiraan mereka tentang kelas kecerdasan mereka?

Janganlah engkau menemukan kebanggaan dalam meniru mereka, karena bagaimana mungkin mereka dapat melaksanakan rencana yang pelik dan yang ketinggiannya di langit tidak terhubungkan dengan tanah di mana mereka berpijak, bila untuk melakukan tindakan terdekat yang harus dilaksanakannya saja – mereka menunda?

Aku sekarang seolah bisa mendengar kata hatimu.

Engkau tidak mungkin bisa menghormati seseorang yang menunda pelaksanaan dari sesuatu yang hasilnya penting bagi kehidupanmu.

Dan engkau tidak boleh membiarkan hatimu sendiri kehilangan hormat kepadamu, karena engkau menggemarkan dirimu menunda pelaksanaan dari sesuatu yang hasilnya penting bagi kehidupanmu.

Kualitas masa depanmu sangat bergantung kepada kualitas mu hari ini.


-------

Apa mereka bermaksud menjemputku??

Semalam untuk yang kesekian kalinya dalam bulan ini, Nda mimpi ketemu sama beliau-beliau yang sudah pergi mendahului Nda.

Ada Nenek, Atok, YangTi, YangKung, Om Udin, dedek Rahmat, trus ada perempuan muda yang cantik. Mungkin Kak Ira ya. Kan kata Bunda alm. Kak Ira tuh cantik n putih. Ada lagi ibu-ibu n bapak-bapak gitu deh tapi Nda ga kenal siapa. Semunya ngumpul gitu.

Disitu sih Nda berasa cium tangan mereka satu-satu (kecuali ke Dedek Rahmat) dan mereka senyum aja, ga ngomong sepatah kata pun. Dan waktu cium tangan ke atok, selain disun, pipi Nda di tepuk-tepuk gitu deh.

Nda lupa detailnya gimana soalnya bukan tipikal orang yang inget sama mimpi.

Hmm.. kenapa ya, Nda mimpiin mereka???

Apakah ada perbuatan Nda yang gak berkenan di hati mereka??

Ataukah mereka bermaksud menjemput Nda???

17 Feb 2008

Episode Kangen

Huaaaaaaaaaa............. hari ini Nda lagi kangen nihhhhh!!!! Saking kangennya sampe ngerasa sendiri banget hari ini.

Pertama sekali...... Nda kangen banget sama Dia yang terkasih. Tapi... Nda juga harus ngerti dan belajar, bahwa Dia, bukan (hanya) milik Nda. Dia juga milik keluarganya, sahabatnya, temen-temennya, pekerjaannya, komunitasnya, dirinya sendiri dan yang terpenting Dia adalah milik TUHANNYA.

Jadi.... ga boleh kesel or ngambek , ga boleh sedih klo ga ditelpon or even ga disms. Gimanapun juga, sebelum kenal Nda, dia kan sudah lebih dulu kenal dan dimiliki oleh mereka-mereka tersebut diatas, so... Nda harus bisa menempatkan diri. Gak boleh EGOIS!!!

Kan udah dikasih tau bahwa:

Mulailah dengan mencintai,
tanpa mengharuskannya mencintai Anda lebih dahulu.
Mulailah untuk berlaku penuh kasih,
tanpa menuntutnya untuk berlaku lembut kepada Anda.
Memberilah tanpa mengharapkan pemberian kembali.
Memujalah tanpa harapan untuk dipuja kembali.
(MT : One Million 2nd Chances, halaman 98)

So... salah satu cara untuk mencintai Dia adalah dengan mengerti kesibukannya, dengan tidak memberatkannya dengan hal-hal yang bisa Nda atasi sendiri, dengan memberinya cukup ruang dan waktu untuk memperhatikan yang lebih memerlukan perhatiannya. Dengan begitu, hati ini juga lebih damai kan???

Kedua.. hari ini Nda kangen sama kampus, kangen sama kuliah, kangen sama tugas-tugas yang biasa menumpuk (ga nyangka lho bisa juga kangen ma tugas , padahal klo pas dijalanin suka BT). Apalagi dua hari ini, Mbak Roro n Mbak Whilmi gantian telp n sms Nda. Hiks.. jadi tambah kangen .

Hmmm.. tapi lagi-lagi Nda harus belajar mengerti dan menerima bahwa dalam hidup, kita dihadapkan pada pilihan dan ketika pilihan sudah dibuat, harus menerima segala konsekwensinya. Bahwa dalam hidup, ada prioritas, dan ketika sudah menentukan prioritas, harus diutamakan sepenuh hati. Nda juga harus belajar bahwa dalam hidup terkadang ada keinginan yang tidak berjalan sesuai rencana dan kehendak kita karna sebaik apapun kita merencanakan, penentunya adalah BELIAU sang PEMILIK HIDUP. Nda harus belajar berdamai dengan itu. Bukan untuk menyerah, tapi untuk berpikir dan merenungkan rencana plus langkah selanjutnya. Untuk kembali mengumpulkan energi sebelum kembali berusaha dan berjuang.

Karna ketika sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan, mungkin cara yang Nda lakukan salah. Atau mungkin BELIAU sang PENENTU, sudah memiliki rencana lain untuk Nda. Rencana terbaik yang telah disiapkan khusus untuk diri ini. Bukankah dengan selalu berbaik sangka pada BELIAU segalanya akan lebih ringan untuk diijalani??

Jadi teringat wejangan dari Pak Mario:

Sebetulnya, sebuah kesulitan tidak berniat untuk menyulitkan diri Anda, dia hanya ingin mengungkapkan kualitas Anda yang sebenarnya
(MTDB: Measured by Reaction)

Hmmm... seperti kangen ini harus disimpan dalam hati. Tapi tidak sekedar disimpan saja, rasa ini harus menjadi pemacu diri untuk berusaha menjadi lebih baik dan lebih baik lagi setiap harinya.

Doa kan ya..



16 Feb 2008

Misteri Jodoh

Emang bener ya.. jodoh itu adalah salah satu dari sekian banyak rahasia Tuhan yang kita gak tau kapan datangnya. Cepatkah... lambatkah... Semua ada ditangan BELIAU, dan menjadi hak mutlaknya.

Seperti yang terjadi dengan salah satu temanku. Mbak Ita namanya. Dulu, waktu di GN, setiap ada yang nanya ke kami-kami yang belum nikah, kebanyakan dari kami menjawab dengan senyum, dengan kalimat berikut " Doain aja ya" or "Cariin donk". Tapi klo mbak Ita ini jawabnya selalu sama n ga pernah berubah "Sabar ya.. undangannya lagi dicetak". Selalu seperti itu, dengan tidak lupa tersenyum manis. Tapi selama itu pula, dia jarang (atau mungkin ga pernah) cerita-cerita tentang pacar, ga pernah keliatan dijemput. Dan rasanya terakhir aku di GN kurang lebih 1,5 tahun lalu, dia berstatus jomblo. Setelah aku tidak di GN pun, tiap kali ditanya, jawabannya tetap sama "Undangannya lagi dicetak'.

Jadi.. waktu beberapa minggu lalu Mbak Ita undang Nda ke acara pernikahannya, it quite shocking . Lha wong yang udah dianter jemput tiap hari, yang udah bikin rencana macem-macem aja, sampe sekarang belum nikah juga. Apalagi waktu Nda telpon mbak Oci (temen di GN juga), dia cerita klo orang dikantor pun banyak yang kaget soalnya emang Mbak Ita ga ada cerita-cerita, ga ada tanda-tandanya juga (mual, muntah.. :) emangnya hamil...). Tau-tau ngundang.

See....jadi benarlah bahwa rejeki, jodoh n maut itu ada di tangan TUHAN dan hanya BELIAU lah yang tau kapan itu akan terjadi, dengan siapa, melalui siapa, etc. As a human, kita cuma bisa berbuat sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri ketika itu datang.


Hmm... about the wedding. Acaranya sudah berlangsung dengan lancar kemarin (16/2), and for me, it's also reunion. Yup.. reunian. Even ga semua orang GN dateng. But at least Nda ketemu one of my Bro, Mas Dendy n His Wife (M' Della), yang sudah terlebih dahulu keluar dari GN. Nda juga ketemu Mbak Tiwi, P' Kanto, P' Charles, Mas Teguh (with his wife n daughter), Kus, Mas Caca, Muslih, Mas Hari, P' Budi, Mas Edu n fam. Pokoknya banyaklah. N like usual, ketemuan itu ga lengkap tanpa ada cerita n lil bit of gossip (huaa.. yang ini gossipnya based on true story lho ).

Oh iya.. Nda datengnya janjian sama Mbak Oci di Blok M. Sampe di tempat acara jam 12 kurang (rajin yaa..). Nunggu lumayan lama, lha wong pengantennya telat dateng. Mana bingung, soalnya pake adat batak banget. Mau masuk aulanya aja bingung. Abis ruangannya tuh di set kayak rumah makan yang lengkap sama meja-kursi plus makanan berat di tiap meja. Meja peneria tamunya udah ditulisin (meja kanan) dan Paranak (meja kiri). Nda n mbak Oci kan ga ngerti, mana diantara orang GN baru kita doank yang dateng. Akhirnya salah satu penerima tamu (yg sayangnya kurang ramah) memberi kode bahwa kita bisa masuk n duduk di barisan belakang (yang cuma kursi aja). Ya udahlah kita duduk disana sampe yang lain dateng.

Pengantinnya sedikit telat. Udah gitu kan masih ada acara adat yang cukup lama n lagi-lagi sayangnya sama sekali tidak kita mengerti karena semuanya berbahasa batak. Untung ada P' Charles yang ngasih summary tentang apa yang terjadi di depan sana.

Udah selesai acara adatnya, tiba-tiba para undangan yang menempati 'meja makan' itu mulai bersiap-siap makan. Terdengarlah denting sendok-piring, sendok-garpu beradu. Sementara Nda n yang lain di barisan belakang (yang sama sekali ga ngerti ) cuma bisa bengong ngeliatinnya. Meja buffet yang ada disamping kiri kursiku pun tiba-tiba sudah penuh dengan antrian orang yang mau menikmati hidangan.

Akhirnya, kami mutusin untuk ngasih ucapan selamat ke mempelai. Dengan dag-dig-dug n gaya yang diusahakan sepede mungkin, kami maju menuju pelaminan dengan melewati orang-orang yang sibuk makan. Ga bisa dibilang mudah, karna jalan yang dekat dengan pelaminan, kami berjalan ditengah, sementara disamping kanan dan kiri kami berjajar meja makan panjang dengan orang-orang yang sedang makan dengan lahap. Bahkan dipelaminan pun, keluarga mempelai (terutama keluarga sang pria) sedang makan besar. Kebayang donk gimana kami berusaha cuek n pasang muka tembok (yaah secara kami ga ngerti).

Salaman tanpa berfoto sama hambarnya dengan sayur tanpa garam. So.. dalam keadaan bingung n canggung pun kami sempatkan untuk foto-foto (yang ambil fotonya pak Budi, dengan camdig yang agak kadaluarsa karna mati2 melulu).

Selesai salaman n poto-poti, kembalilah kami ke habitat semula dengan berjalan beriringan, masih dengan gaya sok pede ^_^ dan selesailah acara hari itu. Coz ga lama kemudian, sebagian dari kami memutuskan untuk pulang (without eating).

Huaaa... sungguh menyenangkan bisa ketemu dengan teman-teman lama, even dengan perut sedikit lapar (secara Nda cuma minum susu waktu mau berangkat pagi itu). But still FUN.

Dan pertanyaan yang dibawa setelah menghadiri pernikahan mbak Ita, sama seperti jika menghadiri pernikahan-pernikahan lain (yang masih belum bisa Nda jawab sampai sekarang) adalah"
"KAPAN NYUSUL????"




15 Feb 2008

Psikotest oh Psikotest

Tadi pagi.. eh.. ga pagi banget sih.. Yaaahh menjelang lunch-lah... aku dipanggil Pak Cahyadi ke ruangannya (Lala sih yang manggilin.. setelah sebelumnya dia yang dipanggil), padahal lagi ribet-ribetnya tuh kerjaan. Mana di depan ditungguin sama orangnya Pak Haryanto yang mau ambil Polis All Risk yang mau direvisi. Huaaa... pokoknya ribet deh.

So.. dengan harap-harap cemas, aku ngadep deh ke ruangan Pak Cahyadi. Agak-agak deg-degan sih.. soalnya terakhir ngerasain Psikotes tuh udah lama, itu juga hasilnya bikin aku syok banget . Masa menurut hasil tes waktu itu.. aku tuh labil dan emosian. Ga salah tuch ?! Tau ga... saking syoknya, aku sampe tanya or lebih tepatnya menginterogasi sahabat n temen-temen deket aku. Aku tanya ke mereka, gimana aku selama ini. Apa iya labil?? Apa iya emosian??? Pokoknya aku minta mereka explain in details dan sejujur-jujurnya.

Most of them bilang aku cenderung pendiam klo belum kenal, lebih seneng membaca situasi daripada ikut terjun, SEDIKIT moody tapi GAK emosian. Sahabatku berusaha menenangkan dengan bilang mungkin hari itu aku ga fit untuk tes. Bisa jadi sih.. abis tesnya jauh banget, di Cikarang. Seumur-umur baru sekali aku ke daerah sana n jauuuuuh banget rasanya. Sempet ketiduran di bis, pas kebangun masih di tol, tidur lagi, bangun, eh masih di tol juga. Capeekk deh!! Udah gitu.. tukang ojek yang bawa aku ke kantor itu sempet nyasar segala. Padahal waktu aku tanya dia bilang tau . Sabaaarr... sabaaar...

Nah.. waktu mbak Yera bilang mau ada Psikotes di kantor, aku jadi penasaran banget. Pengen buktiin, bener ga sih hasil psikotes yang dulu itu , even sebenernya waktu itu aku ga tau, apakah hasilnya akan diberitahukan ke kita atau dijadikan catatan oleh Management.

Ternyataa.... hasilnya di sharing ke kita-kita. Alhamdulillah.......

Dan sekarang... kita kembali ke hasil tesku itu

Begitu masuk ruangan.. Pak Cahyadi udah senyum-senyum (duuh jadi deg-degan). Setelah duduk, Pak Cahyadi mengangsurkan selembar kertas yang berisi hasil tesku, sebelum akhirnya beliau memberi komentar n masukan.

For me... hasil tes kali ini lebih AKU. Disitu TIDAK ada kata-kata baik tersirat maupun tersurat bahwa aku LABIL and or EMOSIAN. Yang tertulis di situ adalah.... bahwa aku masih suka kurang percaya diri (ga pede klo ga dikasih pengarahan detail jadi kesannya terlalu tergantung sama orang lain) n kurang bisa bekerja sama plus masih takut untuk sharing dengan atasan . Padahal.... menurut Pak Cahyadi, hasil tes yang lain menunjukkan (pengetahuan, ketekunan, kemauan, and things like that) bahwa aku punya potensi. Udah gitu tesnya juga nunjukin bahwa with or without reward, aku akan berusaha untuk melakukan pekerjaan aku sebaik mungkin. Tapi sayangnya masih ga pede untuk nunjukin itu. Do you what.. dari sekian banyak nilai, yang lainnya tuh seputar Cukup dan Baik.. sementara nilai untuk Kerjasama = Kurang .

Aku sih emang ngerasa n cukup sadar bahwa aku kurang bisa beradaptasi dengan cepat. Apalagi dikantor sekarang. Dimana ada beberapa hal yang kurang bisa aku terima, jadinya aku cenderung menarik diri.

Pak Cahyadi bilang, nantinya tiap orang akan diberi kesempatan untuk dapat coching or bimbingan dari mbak ANI (dari pihak penyelenggara psikotes) mengenai kekurangan-kekurangan ini. Bapak juga bilang klo nantinya akan ada report mingguan, so bisa ada komunikasi enak antara atasan n bawahan. Karna kan manajemen ga mungkin juga bikin keputusan or kebijakan tanpa masukan dari bawahan. Kesempatan deh aku bilang sama Pak Cahyadi klo aku masih suka bingung mau tanya ke siapa (gila yaa.. udah jalan 6 bulan juga..), abis kan yang lain klo ditanya soal divisi aku pada ga tau. Aku juga cerita klo dikantorku yang lama tuh ada Coffee Morning, n disitulah ajang sharing yang santai but tetep berbobot ---Coffee morning yang aku maksud tuh yang jaman P' Poempi, bukan jaman P' Jeff yang menakutkan dan berisi penjatuhan mental & martabat---.

Dan setelah selesai
pengarahan dari Pak Cahyadi soal pentingnya komunikasi atasan dan bawahan, selesai juga acara pembahasan hasil tesku.

Legaaaaaaaaaaaaaaaa banget rasanya!!!

Lega karna hasilnya berbeda dari hasil tes yang dulu. Lega karna aku jadi tau kelemahanku, kan jadi bisa lebih kenal apa dan bagaimana diriku. Plus lega karna ada kemungkinan aku berubah menjadi lebih baik dengan bantuan profesional.

Hmmmm... What a wonderfull life.

Thank You ALLAH

14 Feb 2008

Ternyata Aku Menyebalkan

Pagi ini aku menyadari suatu hal yang membuatku merasa tidak nyaman, merasa bersalah, dan ada juga rasa malu. Pokoknya rasa yang kurang menyenangkanlah.

Aku baru menyadari bahwa akhir-akhir ini aku sensitif, mudah sedih, lebih manja, dan kekanakan. Terutama pada Dia yang Terkasih. Aku sendiri ga tau kenapa bisa begitu. Bahkan aku ga tau, apa baru-baru ini saja, ataukah aku yang telat menyadarinya . Tapi rasanya sih baru sekitar seminggu ini, dan semoga memang benar begitu.

Beneran deh, aku ga tau kenapa aku jadi gini. Rasanya tuh sediiiiiiiiiiih banget klo Dia ngeledek or jailin aku, even cuma sedikit. Klo udah sedih gitu, bawaannya pengen nangis n ngambek. Gak banget kan?!?! Sampe akhirnya malam ini, Cintaku itu telp cuma sebentar buanget karna takut salah ngomong (takut aku ngambek or nangis lagi kali ya..).

Hiks.. see.. aku menyebalkan dan menyedihkan ya?!?!?

Sungguh deh, aku ga ada maksud seperti itu. Tapi sayangnya udah terjadi dan sekarang yang tersisa hanya rasa kesel pada diri sendiri karna sudah membuat orang yang kusayang jadi merasa ga enak.

Arghh I hate myself

Semoga Cintaku bisa mengerti akan kelakuanku yang tidak menyenangkan ini. Dan semoga 'penyakit' aneh ini cepat sembuh. Amiin.